Network
MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Ekonom senior dan Menteri Keuangan Periode 2013-2014, Chatib Basri, menyampaikan peringatan terkait perlambatan ekonomi di China yang berpotensi berdampak pada perekonomian Indonesia. Menurutnya, satu persen perlambatan ekonomi di China dapat membawa dampak perlambatan ekonomi Indonesia sebesar 0,3 persen.
Dalam acara BTPN Economic Outlook 2024 di Jakarta, Rabu, Chatib menjelaskan bahwa Indonesia, sebagai negara emerging market yang semakin terlibat dalam perdagangan global, tidak dapat terlepas dari perubahan kondisi ekonomi di China.
"Maka mau tidak mau kalau pertumbuhannya (China) melambat, permintaan impor di China melambat, artinya ekspor Indonesia ke China juga akan mengalami perlambatan," ujarnya I Jakarta, Rabu.
Dia memberikan contoh bahwa jika ekonomi China melambat sebanyak 0,7 persen dari pertumbuhan 5,2 persen menjadi 4,5 persen, itu sudah dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah 0,3 persen.
Chatib menyoroti kondisi ekonomi China yang tengah menghadapi tekanan geopolitik dengan Amerika Serikat, menciptakan hambatan dalam hubungan perdagangan. Namun, dia juga melihat adanya peluang bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
"Hambatan dagang dengan AS membuat investor China merelokasi investasinya, termasuk ke negara-negara di Asia Tenggara. Investasi mulai berpindah ke negara seperti Vietnam, Malaysia, Singapura, dan dalam hal ini Indonesia memiliki kesempatan," tambahnya.
Dengan demikian, dalam menghadapi dinamika ekonomi global, Indonesia perlu mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan kondisi ekonomi mitra dagangnya, khususnya China, serta memanfaatkan peluang investasi yang muncul di kawasan Asia Tenggara.
