Sejarah Tradisi Bau Nyale dan Pengorbanan Putri Mandalika Demi Perdamaian, Begini Kisahnya

- 4 Januari 2023, 07:41 WIB
Patung Putri Mandalika di Lombok Tengah merupakan cerita rakyat tentang putri ini melahirkan tradisi Bau Nyale di  Kawasan Mandalika.
Patung Putri Mandalika di Lombok Tengah merupakan cerita rakyat tentang putri ini melahirkan tradisi Bau Nyale di Kawasan Mandalika. /Dinas Pariwisata NTB/

BERITA MANDALIKA – Tradisi Bau Nyale adalah sebuah tradisi masyarakat suku Sasak di Pulau Lombok untuk memperingati kisah legenda Putri Mandalika.


Bau Nyale merupakan tradisi menangkap cacing laut yang berwarna-warni, yang biasanya dilakukan saat bulan Februari, dan ditentukan dari penanggalan suku Sasak.


Kata ‘Bau’ memiliki arti menangkap, sedangkan ‘Nyale’ memiliki arti cacing laut berwarna-warni. Bau Nyale dan Putri Mandalika memiliki sejarah yang penting untuk diketahui oleh masyarakat.


Putri Mandalika adalah seorang putri kerajaan Tonjeng Baru yang ada di Pulau Lombok. ia dikenal sebagai seorang putri yang cantik.


Tak hanya terkenal karena kecantikannya, Putri Mandalika juga terkenal akan sifatnya yang lembut, dan suka menolong sesama.
Karena kelebihan yang dimilikinya itu, ia pun menjadi incaran para pangeran kerajaan lain yang ingin melamarnya dan menjadikannya sebagai permaisuri.


Namun, karena sang putri merasa jika ia memilih salah satu diantara sekian banyak yang melamar maka peperangan pun pasti akan terjadi. Hal ini bertentangan dengan sifat Putri Mandalika yang cinta damai.


Akhirnya sang putri memutuskan untuk mengumpulkan semua pangeran yang melamarnya pada dini hari sebelum subuh di sebuah pantai, yang dikenal dengan Pantai Seger.


Putri Mandalika memberi tahu keputusan yang akan diambilnya saat itu didepan semua orang.


Sang putri memberi tahu bahwa ia tidak ingin ada persaingan dan peperangan yang pasti akan merusak kedamaian Pulau Lombok.

Halaman:

Editor: Hayyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x