Hasto Klaim Beberapa Pj Kepala Daerah di Jateng dan Jatim Dicopot Karena Tak Dukung Prabowo-Gibran

- 14 Januari 2024, 20:43 WIB
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, berada di Istora Senayan, Jakarta, pada hari Minggu (14/1/2024).
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, berada di Istora Senayan, Jakarta, pada hari Minggu (14/1/2024). /ANTARA/Narda Margaretha Sinambela/

MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, mengklaim bahwa sejumlah Penjabat Kepala Daerah (Pj) di Jawa Tengah dan Jawa Timur telah dicopot dari jabatannya karena menolak untuk berpihak kepada pasangan calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming.

Hasto menyatakan bahwa kepala daerah yang dicopot tersebut diminta untuk mendukung pasangan Prabowo-Gibran, dan keputusan tersebut terjadi di beberapa wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Ada Pj-pj yang sebenarnya netral tetapi kemudian karena tidak mau menjalankan suatu keberpihakan kepada 02 (Prabowo-Gibran), itu diganti. Itu terjadi di beberapa wilayah di Jawa Tengah, juga di Jawa Timur," ujar Hasto di Istora Senayan, Jakarta, Minggu.

Meski demikian, Hasto meyakini bahwa tindakan intimidasi semacam ini tidak akan berpengaruh signifikan.

Bahkan, ia berpendapat bahwa masyarakat Indonesia yang menyaksikan intimidasi seperti ini justru akan berbalik melawan Prabowo-Gibran.

Hasto menekankan adanya fenomena "unspoken voters" atau pemilih yang belum menentukan pilihan, yang diyakini akan memberikan suaranya kepada pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD pada saat pencoblosan.

Ia menyebut kekuatan diam ini sebagai kunci kemenangan Ganjar-Mahfud.

"Saat ini ada fenomena unspoken voters (pemilih yang belum menentukan pilihan, mereka akan menyampaikan suaranya kepada Ganjar-Mahfud pada saat ke TPS (tempat pemilihan suara). Kekuatan diam ini yang menjadi kunci dari kemenangan Pak Ganjar dan Pak Mahfud," katanya.

Sebelumnya, Hasto juga mengungkapkan bahwa calon presiden Ganjar Pranowo aktif berkampanye di Jawa Tengah dan Jawa Timur karena di dua provinsi tersebut pendukungnya banyak yang menerima intimidasi, terutama di kalangan kepala desa.

Halaman:

Editor: Hayyan

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x