Network
MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Kawasan hutan di daerah Kota dan Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, menjadi saksi bisu pembabatan yang semakin merajalela dari tahun ke tahun.
Dalam laporan yang mengungkap skandal besar ini, diduga kuat terdapat kejahatan terorganisir yang melibatkan pihak-pihak berwenang di daerah tersebut.
Dengan total luas kawasan hutan sekitar 141,068 hektar, nyatanya 58 ribu hektar telah dibabat untuk kepentingan penanaman jagung.
Sayangnya, kegiatan ini tidak hanya sebatas perubahan fungsi lahan, melainkan juga mengindikasikan adanya ilegal logging yang merusak lingkungan.
"Tidak ada hutan dalam kawasan di Kabupaten Bima dan Dompu, hutan itu ada pohonnya, sedangkan sekarang gunung sudah dipenuhi jagung," kata Nursyahid salah satu aktifis Kabupaten Bima sekaligus Ketua BPD Desa Roka kecamatan Belo, Rabu (8/11) dilansir dari Jurnal Sumbawa.
Beberapa kasus terkait pembabatan hutan telah terjadi di berbagai desa dan kelurahan, seperti di Kecamatan Madapangga, desa Woro dan Mpuri, serta kawasan hutan Negara So Kalo Rodi Desa Kuta Kecamatan Parado Kabupaten Bima.
Laporan mengungkapkan bahwa dugaan kuat beberapa Dinas dan APH di Kota dan Kabupaten Bima terlibat dalam merencanakan kejahatan ilegal logging ini secara bersama-sama.
Meskipun telah dilaporkan ke pihak berwenang, kasus-kasus tersebut tidak pernah ditangani secara serius, dan sampai sekarang belum terungkap siapa yang bertanggung jawab atas kejahatan lingkungan ini.
Selain itu, terlihat ada kelambatan dalam peralihan fungsi pengawasan dari daerah ke Provinsi, yang menyebabkan kurangnya pengawasan pada kawasan hutan.
Menurut Nursahid, terdapat dugaan kuat bahwa Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) NTB, Subsektor Kehutanan, Polisi Kehutanan, dan APH terlibat dalam merancang kejahatan ilegal logging ini.
