Disdag Kota Mataram Klaim Kenaikan Harga Telur Karena Permintaan Terlalu Tinggi

- 2 April 2024, 04:32 WIB
Ilustrasi Pedagang Telur - /Tangkap Layar
Ilustrasi Pedagang Telur - /Tangkap Layar /

MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Dalam keterangan resminya, Dinas Perdagangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menegaskan bahwa kenaikan harga telur ayam di pasar tradisional saat ini menjadi sorotan utama.

Harga telur yang kini mencapai kisaran Rp60.000-Rp65.000 per 30 butir dipicu oleh tingginya permintaan selama bulan Ramadhan dan menjelang perayaan Idul Fitri 1445 Hijriah/2024.

Kepala Bidang Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan Kota Mataram, Sri Wahyunida, menjelaskan bahwa selain untuk konsumsi sehari-hari, telur juga menjadi komoditas penting dalam pembuatan kue-kue khas Lebaran.

Namun, menurutnya, produksi telur saat ini mengalami penurunan yang signifikan.

Hasil komunikasi dengan distributor-distributor telur menunjukkan bahwa produksi harian, yang biasanya mencapai 80 ribu butir per distributor, kini menurun hingga 50 persen menjadi hanya 40 ribu butir per hari.

"Dalam hukum pasar, kenaikan permintaan berbanding lurus dengan kenaikan harga," katanya di Mataram, Senin.

Untuk mengantisipasi lonjakan harga yang signifikan, Dinas Perdagangan telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Dinas Pertanian, untuk mendatangkan pasokan telur dari luar daerah, seperti Pulau Bali, guna memastikan ketersediaan telur di pasaran.

"Dalam kondisi saat ini, stok ketersediaan telur di pasar perlu dijaga agar tetap tersedia, meskipun dengan harga yang sedikit naik," tambah Sri.

Selain itu, untuk memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat, Dinas Perdagangan juga menggelar kegiatan pasar rakyat tambahan selama tiga hari di awal bulan April, di dua lokasi berbeda.

Halaman:

Editor: Hayyan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah