Network
MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), memberikan peringatan serius mengenai peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah tersebut, dengan total kasus mencapai 223 dan satu korban meninggal dunia.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, Emirald Isfihan, satu korban meninggal tersebut disebabkan karena keterlambatan penanganan medis.
Ia menegaskan pentingnya kesigapan masyarakat dalam merespons gejala DBD, terutama demam yang berlangsung selama 1-2 hari, untuk segera mendapatkan perawatan medis di fasilitas kesehatan terdekat, termasuk di 11 puskesmas yang telah dilengkapi dengan alat untuk diagnosis cepat DBD.
"Dengan langkah ini, kita dapat mengurangi risiko dampak yang ditimbulkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti," ujarnya di Mataram, Rabu.
Emirald juga menyebutkan bahwa kasus DBD di Kota Mataram saat ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat di bawah angka 200.
Hal ini sejalan dengan perubahan cuaca yang terjadi, dan tren peningkatan kasus DBD diperkirakan akan berlanjut hingga pertengahan bulan April 2024.
Untuk menekan kasus DBD, Emirald menekankan pentingnya kerjasama dari semua pihak, termasuk aparat kecamatan, kelurahan, sekolah, dan perkantoran, dalam menggalakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungan masing-masing.
"Masyarakat juga dapat berperan dengan melaporkan temuan kasus DBD ke instansi terkait, dan kami akan segera menindaklanjuti dengan tim pengendalian penyelidikan epidemiologi untuk memeriksa dan menindaklanjuti sarang nyamuk," tambahnya.
Emirald juga menegaskan bahwa penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta pelaksanaan PSN 4 plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas, dan memantau jentik secara berkala, merupakan langkah-langkah efektif untuk menekan penyebaran DBD.
