Network
MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Kedua klub bertujuan mengakhiri paceklik trofi yang panjang di final Liga Konferensi Eropa pada Kamis, 8 Juni 2023, saat Fiorentina menghadapi West Ham United di Fortuna Arena Praha.
Kedua tim bertemu di ibu kota Ceko, dengan trofi terakhir Fiorentina datang sekitar 22 tahun lalu dan West Ham telah menunggu hampir dua kali lebih lama.
Tiga dekade setelah penampilan terakhir Fiorentina di final Eropa, saat kekalahan dari Juventus di ajang Piala UEFA 1990 lalu, Fiorentina menjadi klub pertama yang tampil di keempat final kompetisi klub UEFA untuk saat ini.
Pasukan Vincenzo Italiano yang tampil di Piala Eropa dan penentu Piala Winners, setelah menempuh jalan sendiri ke Praha dengan gaya impresif musim ini.
Dengan nyaman menjadi pencetak gol terbanyak Liga Konferensi Eropa, Fiorentina telah mengumpulkan sekitar 36 gol dalam 14 pertandingan selama proses tersebut dengan sembilan lebih banyak dari peringkat kedua West Ham.
Striker Brasil Arthur Cabral mencetak tujuh gol sejauh ini, 21 dari gol tersebut dicetak jauh dari rumah, dan Fiorentina mencetak setidaknya tiga gol di masing-masing dari enam perjalanan tandang di Eropa dengan menang di setiap kesempatan.
Fiorentina finis sebagai runner-up di Grup A, sebelum menyisihkan Braga, Sivasspor dan Lech Poznan untuk melaju ke semifinal, di mana Basel menunggu.
Fiorentina butuh waktu ekstra untuk mengalahkan tim Swiss yang keras kepala itu, dan gol telat Antonin Barak membantu peluang untuk menjadi pemenang Liga Konferensi kedua berturut-turut bagi tim asal Italia.
Bangkit menjelang akhir musim domestik, Fiorentina finis kedelapan di Serie A saat musim berakhir akhir pekan lalu, dan rangkaian tiga kemenangan dari empat berakhir dengan kemenangan 3-1 hari Jumat di Sassuolo.
Meskipun demikian, hanya yang Juventus pada akhirnya dilarang dari kompetisi UEFA, Fiorentina bakal lebih banyak lolos ke sepak bola Eropa musim depan, jadi dengan pemenang hari Kamis mendapatkan entri langsung ke babak grup Liga Europa 2023-24.
Sementara Italiano telah dipuji karena memperkenalkan gaya permainan yang apik dan menghidupkan kembali keberuntungan Fiorentina yang lesu, kegagalan lain juga di Coppa Italia setelaj kalah dari Inter.
Fiorentina belum pernah memenangkan gelar kontinental sejak Piala Winners Eropa pada 1961, sementara West Ham memenangkan trofi yang sama empat tahun kemudian, ketika mengalahkan Munchen pada 1860 dengan skor 2-0 di Wembley. Tidak ada pihak yang mengangkat trofi UEFA sejak itu, tetapi West Ham -lah yang harus menunggu paling lama untuk mendapatkan trofi apa pun.
Sedikit yang mengira kemenangan Piala FA pada 1980 bakal diikuti oleh kekeringan selama 43 tahun, tetapi itulah yang terjadi di klub London Timur itu, selain beberapa nyaris gagal dam tumbang di semifinal Liga Europa musim lalu.
David Moyes sejak itu berhasil melewati beberapa lautan badai, sementara beberapa rekannya di klub Liga Premier lainnya dipecat karena kinerjanya yang buruk, dan pelatih Skotlandia itu kini telah membawa West Ham selangkah lebih maju di Liga Konferensi.
Meskipun tidak selalu menurunkan tim terkuatnya pada Kamis malam, Moyes telah melihat timnya mengumpulkan rekor tak terkalahkan yang mengesankan di seluruh kompetisi tingkat ketiga Eropa dengan hanya satu hasil imbang dari 12 pertandingan.
Rute West Ham ke final adalah dengan memenangkan Grup B musim gugur lalu, sebelum mengalahkan AEK Larnaca dan Gent dengan cukup nyaman di babak sistem gugur.
Kekalahan agregat 3-1 dari AZ Alkmaar di semifinal menampilkan beberapa adegan buruk di leg tandang, tetapi meskipun masalah penonton mengancam untuk merusak momen, tempat terakhir berhasil diamankan.
Musim kontinental West Ham, bagaimanapun telah berkembang kontras dengan performa domestik yang suram untuk sebagian besar musim 2022-23, dan West Ham harus puas finis di urutan ke-14 setelah kalah 2-1 dari Leicester City.
Beberapa orang mengatakan masa depan Moyes dan staf kepelatihannya masih bisa bergantung pada hasil di Praha, karena lebih dari £150 juta dihabiskan musim panas lalu dengan pengaruh yang kecil. Tentunya mengalihkan beban berat dari generasi penerus tanpa trofi membuatnya tak tersentuh. ***
