Network
Prancis memiliki keunggulan dalam kecepatan dan kelinisan pemain sayap dan tengah mereka. Trio Tidiam Gomis, Yanis Issoufou, dan Mathis Lambourde menjadi andalan serangan, dengan Joan Tincres menjadi top scorer Prancis.
Vannuchi kemungkinan akan mempertahankan formasi yang efektif selama turnamen, fokus pada serangan dari kedua sayap. Namun, menghadapi Mali yang eksplosif, Prancis perlu menjaga keseimbangan dan stabilitas, terutama di lini tengah.
Pertandingan ini akan menjadi adu kuat di tengah lapangan, dengan Prancis berusaha merespons serangan Mali.
Formasi 4-2-3-1 mungkin menjadi pilihan teraman untuk menghadapi ancaman Mali.
Pertarungan di lini belakang juga menjadi kunci, dengan Prancis mengandalkan kuartet Nhoa Sangui, Bastien Meupiyou, Joachim Kayi Sanda, dan Yoram Zague untuk menjaga pertahanan mereka tetap kokoh.
Pertandingan ini memiliki dimensi taktis yang menarik, dan pelatih Mali, Ismaila Coulibaly, diharapkan untuk membawa perubahan strategis dalam upaya mereka menembus pertahanan Prancis.
Selain itu, pertandingan ini memiliki sejarah yang menarik, dengan Mali mencari kesempatan ketiga mereka ke final setelah 2015 dan 2017, sementara Prancis berusaha untuk meraih kemenangan setelah 22 tahun.
