Network
MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Bukit Anak Dara, sebuah potret indah di Sembalun, hadir dengan keindahan alam dan tantangan pendakian yang menguji nyali. Terletak di sisi timur Gunung Rinjani, bukit ini bukan hanya sekadar destinasi pendakian, tetapi juga miniatur Gunung Rinjani yang menggoda para pecinta alam dan petualang.
Mengapa disebut sebagai miniatur Rinjani? Bukit Anak Dara menawarkan kesulitan pendakian yang serupa, menghadirkan tantangan sepanjang jalurnya. Dua jalur utama, Tanjakan Cinta dan Tanjakan Poligami, bukan sekadar nama yang menarik, tetapi sejatinya menguji keberanian dan ketahanan fisik para pendaki.
Tanjakan Cinta, dengan trek sempit di antara ilalang dan tanjakan terjal, memberikan ujian tak hanya bagi kaki tetapi juga untuk hati yang mungkin berdebar-debar. Tanjakan Poligami, dengan tanjakan panjang dan terjal, menantang para pendaki untuk melangkah lebih jauh dan menaklukkan ketakutan.
Namun, di tengah tantangan tersebut, pesona alam Sembalun membuka tirai yang menggantikan rasa takut dengan kagum. Lembah hijau dengan sawah yang memukau, puncak-puncak bukit yang bersusun rapi, dan kabut yang menyelimuti, semuanya menciptakan pemandangan menakjubkan.
Tak hanya itu, Tanjakan Cinta dan Tanjakan Poligami menyampaikan pesan bahwa cinta dan petualangan memiliki kesamaan. Keduanya bukanlah perjalanan yang mudah, dan seperti pendakian, membutuhkan ketekunan, keberanian, dan tekad yang kuat.
Meskipun pendakian di Bukit Anak Dara menghadirkan ujian, namun penghargaan yang diperoleh setibanya di puncak membawa kebahagiaan yang luar biasa. Terlebih lagi, matahari terbenam di puncak Anak Dara menciptakan drama alam yang tak terlupakan.
Bayangkan, duduk di puncak bukit yang tinggi, menyaksikan langit Sembalun berubah warna dengan matahari yang merayap perlahan ke balik pegunungan.
Biru, kuning keemasan, merah jambu, dan ungu, menciptakan kisah cinta alam yang terekam di kenangan.
Bukit Anak Dara, bukan hanya tentang petualangan yang menantang, tetapi juga kisah cinta antara manusia dan keindahan alam Sembalun. ***
