7. Kehidupan Berbasis Komunitas: Masyarakat yang menganut Tarekat Wetu Telu sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Mereka percaya bahwa kesejahteraan individu tidak bisa dipisahkan dari kesejahteraan komunitas, sehingga banyak kegiatan sosial dan ekonomi yang dilakukan secara bersama-sama.
8. Warisan Budaya yang Dilestarikan: Meskipun modernisasi terus berlangsung, banyak komunitas di Lombok Utara yang berusaha melestarikan Tarekat Wetu Telu sebagai warisan budaya yang berharga. Pemerintah daerah dan organisasi budaya setempat sering mengadakan festival dan kegiatan untuk memperkenalkan dan melestarikan tarekat ini kepada generasi muda.
9. Dualitas Identitas: Tarekat Wetu Telu menunjukkan dualitas identitas masyarakat Sasak, yang di satu sisi memegang teguh ajaran Islam, dan di sisi lain tetap mempertahankan tradisi leluhur mereka. Dualitas ini menciptakan harmoni dan keseimbangan dalam kehidupan spiritual dan budaya masyarakat Lombok Utara.
Tantangan dan Masa Depan Tarekat Wetu Telu
Seperti banyak tradisi kuno lainnya, Tarekat Wetu Telu juga menghadapi tantangan dari arus modernisasi dan globalisasi. Banyak generasi muda yang mulai meninggalkan praktik-praktik tradisional dan beralih ke gaya hidup yang lebih modern. Namun, ada juga upaya dari berbagai pihak untuk melestarikan tarekat ini sebagai bagian integral dari identitas budaya Lombok.