Tarekat Wetu Telu di Lombok Utara: Fakta Menarik dan Keunikan yang Menghiasi Budaya Lokal

- 25 Juni 2024, 13:01 WIB
Masjid Kuno Bayan Beleq di Lombok Utara
Masjid Kuno Bayan Beleq di Lombok Utara /Kemeparekraf

MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Lombok Utara, sebuah wilayah yang kaya akan budaya dan tradisi, menyimpan banyak cerita unik dan menarik. Salah satu yang paling menonjol adalah Tarekat Wetu Telu, sebuah bentuk kepercayaan yang menggabungkan elemen-elemen Islam dengan adat lokal Sasak.

Tarekat Wetu Telu bukan hanya sekadar agama atau sekte, tetapi juga merupakan cara hidup yang mencerminkan kearifan lokal masyarakat Lombok Utara.

 

Apa itu Tarekat Wetu Telu?

Tarekat Wetu Telu adalah sebuah sistem kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat suku Sasak di Lombok Utara. Nama "Wetu Telu" secara harfiah berarti "tiga waktu" dalam bahasa Sasak, yang mengacu pada tiga elemen utama dalam kehidupan manusia: kelahiran, kehidupan, dan kematian. Tarekat ini mencampurkan ajaran Islam dengan kepercayaan dan praktik-praktik tradisional yang telah ada sebelum masuknya Islam ke Lombok.

 

Fakta Menarik tentang Tarekat Wetu Telu

1.  Integrasi Budaya dan Agama: Tarekat Wetu Telu menggabungkan ajaran Islam dengan adat dan tradisi lokal Sasak. Misalnya, meskipun mereka mengakui rukun Islam, pelaksanaan ibadah seperti salat dilakukan tiga kali sehari, bukan lima kali seperti dalam ajaran Islam pada umumnya.

 

2. Peran Dukun dalam Ritual Keagamaan: Dalam Tarekat Wetu Telu, dukun atau pemimpin adat memiliki peran penting dalam berbagai ritual keagamaan dan upacara adat. Mereka sering bertindak sebagai perantara antara dunia manusia dan dunia roh, serta memimpin upacara-upacara penting seperti pernikahan, kelahiran, dan kematian.

 

3. Penghormatan terhadap Alam: Salah satu aspek menarik dari Tarekat Wetu Telu adalah penghormatan yang tinggi terhadap alam dan lingkungan. Masyarakat yang menganut tarekat ini percaya bahwa alam memiliki roh dan kekuatan spiritual, sehingga mereka sangat menjaga dan menghormati alam sekitar mereka.

 

4. Ritual Adat yang Khas: Tarekat Wetu Telu memiliki berbagai ritual adat yang unik, seperti upacara Nyiu (upacara penghormatan terhadap leluhur) dan Ngurisang (upacara mencukur rambut bayi). Upacara-upacara ini biasanya diiringi dengan doa-doa dan persembahan yang dilakukan di tempat-tempat suci seperti masjid kuno dan makam leluhur.

 

5. Masjid Kuno Bayan Beleq: Masjid Kuno Bayan Beleq di Lombok Utara adalah salah satu situs paling penting bagi penganut Tarekat Wetu Telu. Masjid ini dibangun pada abad ke-17 dan merupakan pusat kegiatan keagamaan serta budaya masyarakat Wetu Telu. Masjid ini juga menjadi tempat penyelenggaraan berbagai upacara adat dan perayaan penting.

 

6. Pengaruh Hindu-Buddha: Sebelum Islam datang, Lombok sudah dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha. Tarekat Wetu Telu masih mempertahankan beberapa unsur dari tradisi Hindu-Buddha, seperti penggunaan sesajen dan upacara yang menggabungkan elemen-elemen dari kedua agama tersebut.

 

7. Kehidupan Berbasis Komunitas: Masyarakat yang menganut Tarekat Wetu Telu sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Mereka percaya bahwa kesejahteraan individu tidak bisa dipisahkan dari kesejahteraan komunitas, sehingga banyak kegiatan sosial dan ekonomi yang dilakukan secara bersama-sama.

 

8. Warisan Budaya yang Dilestarikan: Meskipun modernisasi terus berlangsung, banyak komunitas di Lombok Utara yang berusaha melestarikan Tarekat Wetu Telu sebagai warisan budaya yang berharga. Pemerintah daerah dan organisasi budaya setempat sering mengadakan festival dan kegiatan untuk memperkenalkan dan melestarikan tarekat ini kepada generasi muda.

 

9. Dualitas Identitas: Tarekat Wetu Telu menunjukkan dualitas identitas masyarakat Sasak, yang di satu sisi memegang teguh ajaran Islam, dan di sisi lain tetap mempertahankan tradisi leluhur mereka. Dualitas ini menciptakan harmoni dan keseimbangan dalam kehidupan spiritual dan budaya masyarakat Lombok Utara.

 

Tantangan dan Masa Depan Tarekat Wetu Telu

Seperti banyak tradisi kuno lainnya, Tarekat Wetu Telu juga menghadapi tantangan dari arus modernisasi dan globalisasi. Banyak generasi muda yang mulai meninggalkan praktik-praktik tradisional dan beralih ke gaya hidup yang lebih modern. Namun, ada juga upaya dari berbagai pihak untuk melestarikan tarekat ini sebagai bagian integral dari identitas budaya Lombok.

 

Pemerintah daerah dan berbagai organisasi kebudayaan sering mengadakan acara-acara yang bertujuan untuk mempromosikan dan melestarikan Tarekat Wetu Telu. Pendidikan tentang pentingnya tarekat ini juga mulai diperkenalkan di sekolah-sekolah, sehingga generasi muda bisa lebih menghargai dan memahami warisan budaya mereka.

 

Tarekat Wetu Telu adalah sebuah cerminan dari kekayaan budaya dan spiritual masyarakat Lombok Utara. Melalui integrasi antara ajaran Islam dan tradisi lokal, tarekat ini tidak hanya menawarkan pandangan hidup yang unik tetapi juga menunjukkan bagaimana masyarakat dapat menciptakan harmoni antara kepercayaan lama dan baru.

 

Fakta-fakta menarik tentang Tarekat Wetu Telu mengingatkan kita akan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya yang berharga ini, sehingga bisa terus hidup dan memberikan inspirasi bagi generasi mendatang.***

Editor: Hayyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah