Dalam 18 Tahun Mendatang, Indonesia Diproyeksikan Menjadi Tempat Industri Digital Terbesar di Asia

5 Agustus 2022, 19:23 WIB
Ilustrasi industri digital. /Pixabay/PhotoMIX-Company

 

BERITA MANDALIKA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir memproyeksikan bahwa Indonesia akan mampu menjadi pemain industri digital dalam delapan tahun ke depan.

Indonesia akan mampu menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dengan ditopang oleh potensi ekonomi digital yang diprediksikan akan mencapai Rp4.500 triliun.

“Pertanyaan saya selalu sama, kapan perubahan ini terjadi kalau kita tidak adaptasi sehingga akhirnya kita hanya menjadi market,” kata Erick Thohir.

Dia mengatakan bahwa saat Indonesia hanya menjadi konsumen, maka tidak akan ada investasi untuk membuka lapangan kerja.

“Pertumbuhan ekonomi akan tumbuh lebih besar di negara lain,” kata Erick.

Menteri BUMN tersebut mengatakan bahwa sudah terlalu lama Sumber Daya Alam (SDA) dan pasar besar di Indonesia yang hanya dijadikan sebagai pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja bagi negara lain.

Lebih lanjut, Erick Thohir mengatakan bahwa pemerintah tengah bekerja keras untuk melakukan perubahan dengan menekan pengiriman SDA dalam bentuk bahan baku ke luar negeri.

Salah satunya adalah dengan memperkuat ekosistem industri baterai listrik. Dia juga menjelaskan bahwa keberpihakan terhadap sumber daya alam akan menghasilkan dampak yang besar.

Masyarakat akan memiliki kesempatan lewat terciptanya pembukaan lapangan kerja serta pertumbuhan ekonomi.

“Kita tidak anti asing atau anti investasi luar negeri, tapi keseimbangan pertumbuhan yang merata harus dipastikan,” kata Erick Thohir.

Erick melanjutkan bahwa pertumbuhan Indonesia harus lebih tinggi dari negara lain.

Perubahan zaman ikut mendorong masyarakat terutama generasi muda yang beralih menggunakan sistem pembayaran cashless atau nontunai.

Kementerian BUMN telah berkomitmen untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses sistem pembayaran nontunai, lewat program transformasi inovasi model bisnis dan kepemimpinan teknologi.

“Sejak awal kita bangun ekosistem yang mana digital menjadi kunci bagi kita untuk bisa bersaing. Jangan jadi BUMN dinosaurus yang mati dimakan zaman karena besar badan, tapi tidak mau bermetamorfosis,” kata Erick.

Pujian dilayangkan Erick untuk terobosan digitalisasi yang telah dilakukan sejumlah BUMN, seperti ASDP Indonesia dengan Ferizy dan Bank Mandiri dengan layanan Livin.

Erick mengatakan bahwa dengan sistem daring, Ferizy mampu mengurai persoalan antrean yang terjadi bertahun-tahun pada layanan penyeberangan.

“Contoh Ferizy ASDP, dulu penyeberangan antre truk bisa 10 jam, kita coba dua tahun lalu, sistem d-ticketing, ini mampu menghemat biaya logistik kita,” kata Erick.

Biaya logistik Indonesia saat ini mencapai 23 persen atau lebih tinggi dari negara lain yang sudah 13 persen.

Erick Thohir juga menilai bahwa keberhasilan sistem itu telah mendongkrak pergerakan penyeberangan dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatra hingga 40 persen.

Erick menambahkan jika saat masa mudik tingkat pertumbuhan penyeberangan truk pengangkut logistik naik hingga 144 persen.

Beri pesan kepada Bank Mandiri, Erick mengatakan sudah sesuai dengan tren bank digital dengan mengeluarkan Livin yang mampu menjadi penghubung yang strategis.

Erick memberikan tugas kepada Bank Mandiri untuk membangun ekosistem pembayaran untuk sektor pariwisata.

“Kita sering terjebak pola pikir kalau bicara industri pariwisata selalu wisatawan asing, padahal sebelum pandemi, 76 persen itu wisatawan lokal, hanya 24 persen yang asing,” kata Erick.

Erick menyebutkan bahwa di Bali, wisatawan asing baru kembali sebanyak 30 persen, sedangkan wisatawan domestic sudah kembali di angka 70 persen.

“Kita sinergikan juga dengan holding pariwisata dan pendukung atau InJourney,” kata Erick.***

 

Editor: Hayyan

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler