Ingin Ambil Tindakan ke Taiwan, China Mulai Terancam?

- 3 Agustus 2022, 18:36 WIB
China dengan marah mengutuk kunjungan tingkat tertinggi AS ke Taiwan dalam 25 tahun ketika Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nancy Pelosi memuji pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu sebagai "salah satu masyarakat paling bebas di dunia" dalam pidatonya di depan parlemen di Taipei pada hari Rabu.
China dengan marah mengutuk kunjungan tingkat tertinggi AS ke Taiwan dalam 25 tahun ketika Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nancy Pelosi memuji pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu sebagai "salah satu masyarakat paling bebas di dunia" dalam pidatonya di depan parlemen di Taipei pada hari Rabu. /TAIWAN PRESIDENTIAL OFFICE/VIA REUTERS

BERITA MANDALIKA - China menyatakan keinginannya untuk mengambil tindakan kepada Taiwan.Selama ini, China dan Taiwan memiliki hubungan yang kurang baik karena peperangan geopolitik kedua negara tersebut.

China menganggap wilayah Taiwan masih masuk ke dalam teritorialnya.
Sementara itu, Taiwan berujar bahwa wilayah tersebut tidak masuk ke China.
Perebutan wilayah pun kerap kali terjadi dengan cara China mengirimkan kapal perang ke dekat wilayah tersebut.
China yang ingin mendapatkan wilayah tersebut pun mengamati gerak-gerik Taiwan.
Bagi China, dukungan yang diperoleh Taiwan pada saat ini akan berujung lepas kendali.
"Kecendurngan Taiwan menuju kemerdekaan semakin berkembang. Jika kami tidak mengambil tindakan yang tepat untuk mengehentikannya, situasinya bahkan mungkin di luar kendali," kata Duta Besar China untuk PBB, Zhang Jun.
Amerikan Serikat (AS) yang memiliki proksi berbeda dengan China disebut menjadi salah satu bala bantuan Taiwan.
Bahkan, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS, Nancy Pelosi yang dijadwalkan mengunjungi Taiwan pada Selasa, 2 Agustus 2022
China tidak sedang dengan jadwal kunjungan AS ke Taiwan dan dianggap akan merusak hubungan dengan Beijing.
"Kunjungan tersebut tampaknya sangat berbahaya, sangat provokatif. Jika kunjungan seperti itu terjadi, itu juga akan merusak hubungan antara China dan Amerika," ujar Zhang Jun.
Bagi Zhang Jun, kunjungan Nancy Pelosi tidak bisa disamakan dengan yang dilakukan ketua DPR terakhir kali pada 1997.
"Kesalahan awal tidak membuat kesalahan berikutnya menjadi sah. Selanjutnya, situasi di Taiwan juga berubah dengan dukungan dari beberapa kekuatan eksternal," ucap Zhang Jun dikutip beritamandalika.com dari Reuters.***

 

Editor: Abdul Karim

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x