Network
MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Dalam lomba peningkatan kemampuan militer di luar angkasa, Korea Utara dan Korea Selatan berencana meluncurkan satelit mata-mata pertama mereka pada akhir bulan ini.
Korea Utara telah memberi tahu Jepang bahwa mereka akan meluncurkan satelit pada 22 November hingga 1 Desember setelah dua upaya sebelumnya gagal pada awal tahun ini.
Sementara itu, Korea Selatan akan mengirimkan satelit pengintai militer pertamanya ke luar angkasa pada 30 November menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX dari Landasan AU Vandenberg, California, AS.
Satelit-satelit ini diharapkan memberikan manfaat strategis bagi kedua Korea. Satelit pengintai Korea Utara dapat memantau pasukan AS, Korea Selatan, dan Jepang dari kejauhan, sementara satelit Korea Selatan akan mengurangi ketergantungan pada sistem intelijen AS.
"Kedua Korea akan mendapatkan keuntungan dalam tingkat yang berbeda dari peluncuran satelit pengintai di luar angkasa secara mandiri," kata Ankit Panda dari Carnegie Endowment for International Peace.
Meskipun ada faktor kebanggaan, para analis menyatakan bahwa keuntungan praktis adalah pendorong utama di balik peluncuran ini.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengundang pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, untuk melihat fasilitas peluncuran luar angkasa Rusia sebagai bagian dari kerjasama potensial.
Militerisasi luar angkasa oleh AS dan sekutunya menjadi dorongan bagi Korea Utara untuk memperkuat program satelitnya, kata seorang peneliti Badan Pengembangan Luar Angkasa Nasional Korea Utara.
Meskipun kemampuan satelit pertama Korea Utara mungkin terbatas, para analis berpendapat bahwa ini dapat meningkatkan stabilitas di kawasan tersebut dengan memungkinkan Korea Utara mempertahankan kesadaran situasional strategis dalam krisis.
