Kemenangan Dramatis Geert Wilders di Pemilu Belanda: Ancaman Ekstrem Kanan dan Anti Islam di Eropa

- 24 November 2023, 09:56 WIB
Ilustrasi bendera Belanda.
Ilustrasi bendera Belanda. /Pixabay/

MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Geert Wilders, pemimpin veteran anti-Islam dan tokoh populis, mencatat kemenangan dramatis dalam Pemilu Belanda, mengguncang panggung politik dengan perolehan kursi yang mengesankan untuk Partai Kebebasan (PVV) yang dipimpinnya.

Setelah 25 tahun di parlemen, Wilders diperkirakan akan memenangkan 37 kursi, membuatnya unggul jauh dari saingan terdekatnya.

Dalam pidato kemenangannya, Wilders menyatakan, "PVV tidak bisa lagi diabaikan. Kami akan memerintah." Jika kemenangan ini dikonfirmasi, Wilders akan menjadi perdana menteri ekstrem kanan pertama Belanda, mengirimkan gelombang kejut di seluruh Eropa.

Kemenangan Wilders didorong oleh janjinya untuk menutup perbatasan dan larangan terhadap Al-Qur'an, memanfaatkan frustrasi meluas terhadap masalah migrasi. Meskipun partai-partai besar menolak bergabung dalam pemerintahan yang dipimpin Wilders sebelum pemilihan, skala kemenangan ini mungkin mengubah lanskap politik.

Wilders harus membujuk partai-partai lain untuk membentuk koalisi, karena targetnya adalah 76 kursi dari 150 kursi parlemen. Meskipun demikian, kemenangannya akan membawa dampak besar pada Eropa, terutama karena Belanda adalah salah satu anggota pendiri Uni Eropa.

Pada sisi lain, Frans Timmermans, pemimpin aliansi sayap kiri, menegaskan bahwa dia tidak akan terlibat dalam pemerintahan yang dipimpin Wilders, dan dia berkomitmen untuk mempertahankan demokrasi dan supremasi hukum Belanda.

Di tengah berbagai reaksi, para pemimpin nasionalis dan sayap kanan Eropa memuji pencapaian Wilders. Namun, tantangan terbesarnya mungkin adalah mengubah retorika anti-Islam menjadi kebijakan yang dapat diterima oleh mitra koalisinya.

Migrasi, salah satu isu utama kampanye, diposisikan sebagai "tsunami suaka dan imigrasi," memperkuat sentimen anti-migran yang ditanamkan dalam masyarakat Belanda. Wilders berhasil memanfaatkan ketidakpuasan terhadap pemerintahan sebelumnya yang hancur akibat perselisihan mengenai aturan suaka.

Sementara para pemilih merayakan kemenangan ini, pertanyaan besar melihat bagaimana Wilders akan mengelola koalisi dan apakah ia dapat memenuhi janjinya sebagai "perdana menteri bagi semua orang." Wilders, dengan usianya yang telah mencapai 60 tahun, kini memasuki babak baru dalam perjalanannya sebagai pemimpin politik yang berpengaruh di Belanda dan Eropa. ***

Editor: Hayyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x