Presean, Kesenian Tarung Suku Sasak yang Khas. Begini penjelasannya

28 November 2022, 07:26 WIB
Dua petarung pada tradisi Presean yang diselenggarakan di desa adat suku Sasak Ende, Lombok Tengah Selasa 5 Oktober 2022/DeskJabar/Dicky Harisman /

BERITA MANDALIKA – Berbicara tentang Pulau Lombok, tak terlepas dari beragam panorama indah yang disuguhkan.

Beragam budaya dan kesenian yang sudah turun temurun juga menjadi nilai tambah di pulau yang didiami Suku Sasak ini.

Salah satu kesenian khas Suku Sasak yang terkenal adalah Presean.

Presean disebut sebagai simbolis kejantanan pemuda pria Suku Sasak di Lombok, yang merupakan pertarungan antara dua lelaki menggunakan senjata tongkat yang terbuat dari rotan atau penjalin, dan perisai yang terbuat dari kulit kerbau tebal.

Pertarungan tradisional ini terdiri dari dua petarung yang disebut Pepadu, wasit pinggir yang disebut Pekembar Sedi, dan wasit tengah yang disebut Pekembar sebagai pemimpin pertarungan.

Para petarung biasanya bertarung dengan bertelanjang dada, memakai ikat kepala khas Suku Sasak yang disebut Sapuq, dan disaksikan oleh penonton yang mengelilingi arena pertarungan.

Aturan main Presean ini adalah dengan sistem ronde, biasanya terdiri dari lima ronde, tapi bisa juga dengan kesepakatan antar penyelenggara.

Pada awalnya, Presean menjadi kesenian khas Suku Sasak sebagai simbolis kegembiraan atau luapan emosi para prajurit perang Lombok setelah mengalahkan musuh di medan pertempuran.

Presean biasanya diiringi oleh Gendang Beleq, yang menjadi kesenian musik tradisional khas Pulau Lombok.

Aturan main Presean ini adalah para pemain hanya diperbolehkan memukul bagian perut ke atas. Jika salah seorang pemain terkena kepala hingga berdarah, maka pemain tersebut dianggap kalah.

Pertandingan akan dinyatakan selesai ketika Pekembar atau pemimpin pertandingan sudah meniup peluit panjang. Setelah itu para petarung akan bersalaman dan berpelukan sebagai tanda bahwa tidak ada rasa dendam setelah pertarungan.

Konon, Presean hanya digelar sebagai bagian dari upacara adat, atau ritual meminta hujan saat musim kemarau atau acara besar kerajaan.

Namun kini, Presean sudah menjadi tradisi yang menghibur masyarakat Pulau Lombok, yang juga menjadi budaya yang harus dilestarikan.

Beberapa daerah di Pulau Lombok juga kerap mengadakan pertandingan Presean, terutama pada hari-hari besar.***

 

Editor: Hayyan

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler