Pemprov Jakarta Bakal Lanjutkan Perubahan Nama Jalan, Sejumlah Tokoh Mulai Diperhitungkan

- 20 Juli 2022, 18:19 WIB
 Ilustrasi ganjil genap di 25 ruas jalan Jakarta.
Ilustrasi ganjil genap di 25 ruas jalan Jakarta. /Pexels/Pixabay

 

BERITA MANDALIKA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetap akan melanjutkan gelombang kedua penamaan jalan di Jakarta.

Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Wardhana mengatakan, gelombang kedua penamaan jalan saat sudah dibahas oleh tim terkait.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan menginginkan penamaan yang lebih baik dari sisi penokohan untuk gelombang kedua nanti, terutama untuk penggunaan nama tokoh nasional. 

"Masih proses pembasahan dengan tim kalau kami dinas kebudayaan mengikuti saja," katanya kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Selasa, 19 Juli 2022.

Iwan menuturkan gelombang kedua penamaan jalan ini masih dirasa penting untuk dilakukan mengikuti perkembangan pembangunan yang ada di Kota Jakarta.

Setelah 22 nama jalan menggunakan nama tokoh betawi, Iwan melanjutkan pada periode kedua nanti penamaan akan semakin berkembang.

Menurutnya, tim pengkaji akan terus memerhitungkan tokoh yang sesuai dengan karakter daerah, misalnya Laksamana John Lie tokoh TNI AL berdarah Tionghoa bisa saja ditetapkan di kawasan Kelapa Gading atau Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara.

"Kita menggodok tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia dan nasional kemudian bebrapa pahlawan," katanya.

Sebelumnya, Gubernur Anies Baswedan menyatakan akan meneruskan kebijakan perubahan nama jalan di sejumlah daerah di Jakarta.

Anies Baswedan menyebutkan, 22 jalan yang saat ini diganti dengan menggunakan nama tokoh betawi ini, masih masuk dalam tahap gelombang pertama.

"Ini (perubahan naman jalan) tidak selesai di sini, ini gelombang 1, nanti kita akan teruskan sampai tuntas," katanya.

Anies Baswedan mengklaim perubahan nama jalan ini tidak akan merepotkan warga Jakarta.

Dia juga menegaskan bahwa semua yang tercatat di KTP, KK, dokumen tanah, kendaraan bermotor semuanya masih sah, bersamaan dengan masa berakhirnya validitas dokumen tersebut. 

Kecuali kata dia masyarakat ingin proaktif ingin mengubah nama jalan di dokumen mereka dari sekarang.

Menurut Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu urgensi perubahan nama jalan ini sebetulnya untuk menghormati, mengenang para pahlawan dan tokoh betawi yang telah meninggal.

"Kita kita menghormati, mengenang, dan memberi inspirasi dengan mengabadikannya dan menjadi nama jalan di Jakarta," ucapnya.***

 

 

Editor: Hayyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah