Network
MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Hasil survei terbaru dari Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan bahwa generasi Z dan milenial di Indonesia masih optimis terhadap peran politik mereka. Dari 1.005 responden yang merupakan bagian dari kedua generasi tersebut, 77,5 persen menyatakan masih percaya bahwa partisipasi dalam politik dapat berkontribusi pada perumusan kebijakan publik.
Manager Survei KIC, Satria Triputra Wisnumurti, merinci bahwa dari persentase tersebut, 11,2 persen responden sangat percaya, dan 66,3 persen percaya. Meskipun optimisme masih tinggi, terlihat bahwa partisipasi milenial (usia 27–42 tahun) cenderung lebih aktif dalam politik dibandingkan generasi Z (usia 17–26 tahun).
Partisipasi aktif mencakup mencoblos dalam pemilihan umum, berdiskusi politik, mengikuti pendidikan politik, menjadi petugas Tempat Pemungutan Suara (TPS), menjadi tim sukses/relawan/simpatisan partai/calon anggota legislatif, dan menjadi anggota partai. Sebagai contoh, 54,2 persen dari 15,3 persen responden yang menjadi petugas TPS adalah milenial, sementara 45,8 persen dari 15,3 persen adalah generasi Z.
Dalam hal akses informasi politik, survei menunjukkan bahwa mayoritas responden (80,4 persen) memperoleh informasi dari akun media sosial berita daring. Instagram menjadi platform yang paling banyak digunakan dengan persentase 66 persen.
Meskipun media sosial menjadi sumber utama, jurnalis masih dianggap sebagai sumber informasi politik yang penting oleh responden, dengan 45 persen memilih jurnalis, diikuti oleh aktivis (37,8 persen) dan akademisi (37,4 persen).
Satria menyimpulkan bahwa "pilihan terhadap sumber rujukan berita dan sosok yang paling berpengaruh sebagai penyampai pesan menunjukkan bahwa jurnalisme masih dipercaya dan memainkan peran penting dalam ekosistem informasi di Pemilu 2024." Survei KIC berlangsung pada 11-17 Oktober 2023 dan melibatkan responden generasi Z dan milenial yang memiliki gawai dilansir dari Antara. ***
