Ancaman Ideologi Pro-Khilafah di Indonesia Masih Menghantui, Ini Penjelasan Pengamat

- 29 Februari 2024, 20:16 WIB
Ilustrasi khilafah
Ilustrasi khilafah /Instagram/

MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Guru Besar Ilmu Politik di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Prof Sri Yunanto, mengingatkan bahwa pergerakan kelompok pro-khilafah masih eksis di Indonesia.

Acara bernuansa pop-culture dengan judul "Metamorforshow: It’s Time to be One Ummah" yang digelar di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah pada 19 Februari 2024, menjadi sorotan belakangan. Yunanto menduga kegiatan ini terkait dengan propaganda penegakan khilafah oleh kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

"Walaupun HTI dibubarkan pada tahun 2017, gerakannya masih berlangsung di bawah permukaan. Dilarangnya HTI tidak membuat para aktivisnya berhenti bergerak," kata Yunanto.

Melalui acara "Metamorforshow," mereka mencoba menarik simpati generasi muda melalui format yang menyenangkan, seperti stand-up comedy dan konser musik. Yunanto mencatat bahwa kelompok tersebut sekarang berani secara terbuka menyebarkan gagasannya.

"Dulu mereka menggunakan forum tertutup, namun baru-baru ini HTI mulai menggunakan forum terbuka yang sifatnya menghibur," jelasnya.

Meskipun Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 melarang penyebaran ideologi yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, Yunanto menilai belum terlihat keseriusan dari penegak hukum.

Ada potensi bahwa kelompok eks HTI memanfaatkan momentum pasca Pemilu 2024 sebagai peluang untuk menyebarkan propaganda.

Yunanto menekankan pentingnya penyertaan pemahaman kebangsaan dan kewarganegaraan melalui kurikulum formal secara eksplisit kepada para generasi muda. Ia berpendapat perlunya pernyataan jelas bahwa ideologi Pancasila, sebagai landasan bernegara Indonesia, sedang terancam dari luar, salah satunya melalui HTI dan propaganda pro-khilafahnya.

"Saat mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, pemerintah dan masyarakat harus serius memperkuat sisi ideologi anak-anak dan remaja untuk menjaga perjalanan bangsa ini," tambahnya. ***

Editor: Hayyan

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah