Walhi NTB Soroti Kerusakan Hutan Mangrove dan Penimbunan Danau di Kawasan Wisata Gili Meno, Lombok Utara

- 30 Oktober 2023, 10:27 WIB
Danau air tawan di Gili Meno Lombok Utara
Danau air tawan di Gili Meno Lombok Utara /Hayyan/mandalikapikiranrakyat/


MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - 
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Nusa Tenggara Barat (NTB) telah menyoroti dugaan kerusakan hutan mangrove dan penimbunan di kawasan wisata dan konservasi Danau Gili Meno, Kabupaten Lombok Utara.

Direktur Walhi NTB, Amry Nuryadin, mengungkapkan bahwa masalah kerusakan hutan mangrove tidak hanya terbatas pada Gili Meno, tetapi juga terjadi di kawasan Tanjung Lombok Utara.

Menurut Amry, masalah ini muncul dalam konteks revitalisasi kawasan wisata. Walhi NTB telah mengadvokasi permasalahan ini kepada Pemerintah Kabupaten Lombok Utara, namun hingga saat ini belum mendapat respons yang memadai.

"Kami pernah turun dan melihat kerusakan yang terjadi di kawasan hutan mangrove itu atas nama revitalisasi kawasan wisata," katanya di Mataram, Minggu (29/10).

Amry Nuryadin menegaskan bahwa hutan bakau atau mangrove adalah ekosistem penting dengan manfaat besar bagi lingkungan dan manusia. Kerusakan hutan mangrove dapat menyebabkan abrasi pantai dan berdampak buruk pada lingkungan pesisir.

Pihak berwenang seharusnya melindungi kawasan mangrove sesuai dengan regulasi yang ada. Data dari Pemda Kabupaten Lombok Utara menunjukkan bahwa ada 18 titik rawan abrasi di sepanjang pantai di wilayah tersebut.

Walhi NTB berencana melakukan investigasi lebih lanjut terkait kerusakan hutan di kawasan wisata tiga gili (Tarawangan, Meno, dan Air) di Kabupaten Lombok Utara. Ini penting untuk mengidentifikasi sejauh mana kerusakan yang terjadi.

Masyarakat dan wisatawan juga melaporkan temuan kerusakan hutan bakau dan penimbunan danau di Gili Meno, mengingat pulau ini merupakan kawasan konservasi. Pemerintah diharapkan untuk memperhatikan masalah ini agar upaya konservasi tidak sia-sia.

Gili Meno adalah bagian dari rangkaian pulau Gili Tramena yang memiliki danau air asin dengan hutan bakau.

Sayangnya, pembangunan pariwisata yang tidak ramah lingkungan diduga mulai mengancam kelestarian pulau ini. Dalam beberapa kasus, ada juga laporan tentang kondisi jembatan kayu yang sudah lapuk dan proyek pembangunan yang mencurigakan di tepi danau.

Halaman:

Editor: Hayyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x