Network
MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Anggota DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB), Akhdiansyah, mendesak pemerintah provinsi untuk menyusun peta panduan atau road map ekspor guna mengurangi ketergantungan pada satu jenis komoditas, yakni barang galian/tambang non migas.
Menurut Akhdiansyah, sejauh ini ekspor NTB masih sangat tergantung pada hasil produksi PT AMNT dalam sektor barang galian/tambang non migas. Namun, ketergantungan ini dianggap riskan karena tidak mendukung sektor ekonomi lain seperti pertanian dan perdagangan.
"Mestinya NTB harus lepas dari ketergantungan tambang, karena lambat laun barang tambang akan habis. Ketika bahan galian logam habis dan daerah tidak siap mengantisipasi, di khawatirkan akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di wilayah itu," ujar Akhdiansyah di Mataram, Kamis.
Politisi dari Dapil VI Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima, dan Kota Bima ini berharap agar NTB dapat menyusun road map ekspor yang lebih beragam, dengan fokus pada sektor-sektor penyangga seperti pertanian dan perdagangan.
Ia menekankan perlunya perencanaan dan penganggaran yang lebih masif, terutama untuk sektor-sektor tersebut.
"Tahun ini penganggaran-nya sudah mulai ke arah modernisasi pertanian, penguatan irigasi, dan lainnya. Jadi ada peningkatan dari sisi anggaran. Namun, dalam aspek perdagangan masih bersifat normatif. Dari sisi anggaran, kami belum mendapatkan angka riil soal itu," tambahnya.
BPS NTB mencatat kenaikan nilai ekspor di wilayah itu pada bulan Desember, didominasi oleh bahan tambang.
Meskipun terjadi peningkatan, Akhdiansyah menyoroti perlunya diversifikasi ekspor untuk mengurangi risiko terkait ketergantungan pada satu jenis komoditas.
"Ini langkah penting untuk membangun ketahanan ekonomi NTB dan mengantisipasi masa depan yang lebih beragam," pungkas Akhdiansyah. ***
