"Kemampuan motoriknya belum baik sehingga dia akan mudah untuk menyebabkan dirinya kena bola, menyebabkan lebam-lebam, karena saking kencang dan terlepas (bola)," ujar Ketua Bidang 3 Pengurus Pusat IDAI itu kepada awak media secara daring, Minggu.
Menurutnya, orang tua harus memperhatikan dan mempertimbangkan beberapa hal terutama soal kemampuan motorik halus anak.
Kemampuan motorik harus merupakan keterampilan fisik anak yang melibatkan mata dan tangan untuk berkordinasi dalam gerakan.
Permainan ini sempat viral pasa era 1960-an, 1970an, 2000an dan 2023 ini bksa melatih ketepatan dan keseimbangan saat memainkannya.
Anak usia sekolah atau remaja diperbolehkan memainkan permainan ini, tetapu harus dengan pendampinhan orangtua dan anak berikan pemahaman untuk jangan terlalu kencang memainkannya agar terhindar dari cidera.