Rumah Adat Sasak Tetap Eksis Meski Zaman Terus Berkembang, Begini Alasannya

29 November 2022, 09:06 WIB
Rumah Adat Limbunga, Rumah Adat Sasak, Rumah Adat Lombok di Desa Perigi Kec Suela Kabupaten Lombok Timur /(dok/ist) /Dispar Lotim

 

BERITA MANDALIKA - Suku Sasak memiliki beragam tradisi dan budaya yang hingga kini masih dipertahankan.

Tak hanya itu, suku Sasak juga memiliki rumah adat yang begitu khas bangunannya. 

Terdapat dua jenis rumah adat suku Sasak, yaitu Bale Tani dan Bale Lumbung.

Bale Tani adalah bangunan yang diperuntukkan sebagai tempat tinggal, sedangkan Bale Lumbung adalah bangunan yang digunakan untuk menyimpan padi hasil panen.

Bale Tani memiliki satu pintu berukuran rendah, semput, dan tidak memiliki jendela. Dalam masyarakat suku Sasak, disamping sebagai tempat tinggal, rumah juga menjadi tempat dilaksanakannya berbagai ritual sakral yang merupakan manifestasi dari keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Atap rumah adat Sasak terbuat dari jerami, serta dinding yang terbuat dari anyaman bambu, atau biasa disebut bedek.

Lantainya juga sangat unik, yaitu terbuat dari tanah liat yang dicampur dengan kotoran kerbau, dan abu jerami. Dimana, campuran tanah liat dan kotoran kerbau tersebut membuat lantai tanah menjadi mengeras.

Bagi masyarakat suku Sasak, rumah memiliki fungsi penting dalam kehidupan. Dalam pembuatannya pun perlu perhitungan yang matang, baik dari segi tanggal, hari, dan bulan yang baik.

Masyarakat Sasak berpedoman pada papan warige yang berasal dari Prombon Tapel Adam da Tajul Muluq. Maka dari itu tidak semua orang punya kemampuan dalam menentukan hari baik, khususnya dalam hal membangun rumah.

Suku Sasak di Lombok meyakini bahwa bulan ketiga dan bulan ke dua belas penanggalan Sasak, atau bulan Rabiul Awal dan Zulhijjah dalam kalender Islam, merupakan waktu yang baik untuk membangun rumah.

Sedangkan bulan yang dihindari untuk membangun rumah adalah pada bulan Muharram dan Ramadhan.

Selain soal waktu, masyarakat suku Sasak juga memperhatikan mengenai lokasi. Mereka meyakini jika lokasi yang tidak tepat untuk membangun rumah, akan mengundang hal buruk bagi penghuninya.

Di daerah perkotaan seperti Kota Mataram, sudah tidak kita jumpai lagi rumah adat suku Sasak ini. 

Namun, rumah adak suku Sasak masih bisa kita temui jika berkunjung ke daerah lain seperti Desa Sade, Desa Sukarara, Desa Ende, dan lainnya.

Masyarakat disana masih mempertahankan budaya asli suku Sasak, dan selalu ramai dikunjungi wisatawan yang ingin melihat rumah adat asli Suku Sasak.***

 

Editor: Hayyan

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler