Network
MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Ketika senja memeluk Kota Bima di ujung timur Pulau Sumbawa, pesona magisnya membentang dari pesisir hingga pelabuhan, menciptakan kisah indah yang tak terlupakan.
Pantai Kolo menjadi panggung pertama, di mana barisan kuda berlarian menghadapi deburan ombak.
Matahari perlahan merosot dari cakrawala, melukis langit dengan warna keemasan, merah muda, dan ungu. Para joki, sorak-sorai dalam canda tawa, melompat dari punggung kuda, sementara cahaya senja membasuh mereka seperti lukisan hidup.
Pantai Lawata, di ujung barat menghadap Teluk Bima, menyajikan drama petang yang tak kalah memukau.
Matahari bergerak dalam gerakan slow-mo, mengecat langit dengan perpaduan merah muda dan kilau kuning keemasan, menciptakan pemandangan yang melambangkan keindahan alam yang mempesona.
Pantai Amahami menyuguhkan gambaran damai saat nelayan menepi menyusuri cahaya senja. Suara azan maghrib dari Masjid terapung Amahami menandai perubahan suasana.
Kilau cahaya kuning keemasan mewarnai langit seolah menjadi penerang jalan bagi warga dan para pengunjung yang bergerak menuju masjid.
Sementara itu, di Pelabuhan Kota Bima, deretan lampu kapal nelayan menyala, menciptakan siluet indah di langit senja.
Hiruk pikuk kota pelabuhan yang awalnya ramai berubah menjadi tenang dan damai, seiring langit memukau dengan warna-warni yang mempesona.
