Ini Biang Kerok Penyebab Harga Emas Terjun Bebas

- 16 Juli 2022, 18:31 WIB
Ilustrasi harga emas turun.
Ilustrasi harga emas turun. /Antara/Ari Bowo Sucipto/

BERITA MANDALIKA - Pengamat ekonomi makro dari Universitas Padjadjaran Teguh Santoso menjelaskan, penurunan harga emas sebetulnya tidak berkaitan secara langsung dengan nilai tukar dolar.

Meskipun demikian, ia tidak menyarankan masyarakat untuk membeli emas saat ini jika ditujukan untuk investasi jangka pendek.
Menurut dia, penurunan harga emas disebabkan oleh nilai inflasi di Amerika Serikat yang sedang melonjak.
Angkanya mencapai 9,1 persen per Juni 2022, tertinggi dari empat dekade sebelumnya.
Karena hal inilah, The Fed melakukan berbagai cara untuk menstabilkan inflasi, salah satunya dengan mengajukan pengetatan, seperti menaikkan tingkat suku bunga.
Tingginya suku bunga ini membuat opportunity cost yang juga besar bagi pemegang logam mulia.
Oleh karena itu, mereka, investor, akan mengalihkan aset ke instrumen investasi lain dan melepas logam mulianya.
”Instrumen investasi dan aset di AS lebih banyak yang menarik dibandingkan dengan memegang logam mulia. Oleh karena itu, banyak investor yang beralih, misalnya, ke obligasi,” tuturnya.
Terkait dengan situasi tersebut, harga emas di Indonesia pun ikut turun karena selama ini memang mengikuti tren global.
Kendati demikian, diakui Teguh, hal ini adalah sebuah fenomena anomali. Selama ini, emas dikenal sebagai safe heaven untuk pemegang investasi.
Jika suku bunga naik, biasanya harga emas juga naik. Tapi, justru saat ini berbeda. Suku bunga naik, harga cenderung turun karena, itu tadi, besarnya opportunity cost.
”Dampak langsung terhadap fundamental perekonomian kita (Indonesia) sih, tidak. Justru yang harus mendapat perhatian adalah bagaimana menjaga stabilitas nilai tukar yang saat ini masih menyentuh Rp15.000,” ujarnya.
Teguh memprediksi, harga emas masih akan turun, minimal hingga akhir tahun 2022. Ini sesuai dengan ramalan ekonomi AS yang mengatakan bahwa tingkat inflasi di negara tersebut masih akan cenderung tinggi.
Untuk itu, ia berharap masyarakat cermat jika saat ini ada uang lebih untuk membeli logam mulia.
Jika memang untuk tujuan investasi jangka pendek, di bawah 1 tahun, sebaiknya ditahan dulu karena harga emas belum bisa diprediksikan akan naik dalam waktu dekat.
Untuk menyentuh Rp 900.000 per gram saja, kata Teguh, masih cukup sulit.
”Akan tetapi, jika hendak berinvestasi jangka panjang, misalnya di atas 1 tahun, dan jika saat ini ada uang lebih, ya boleh saja. Pastikan memang baru akan dicairkan dalm jangka panjang,” tuturnya.***

 

Editor: Abdul Karim

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah