Network
MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Pagi ini, Jakarta menyaksikan peningkatan kualitas udara yang signifikan, memperoleh peringkat ke-30 setelah sebelumnya dikenal sebagai kota dengan udara paling buruk di dunia.
Data dari situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 05.36 WIB menunjukkan bahwa Indeks Kualitas Udara (AQI) berada pada angka 88, masuk kategori sedang dengan polusi udara PM2.5 dan konsentrasi sebesar 29,7 mikrogram per meter kubik.
Meskipun angka tersebut masih menunjukkan tingkat kualitas udara yang tidak sehat bagi kelompok sensitif, perkembangan ini memberikan optimisme terhadap upaya perbaikan kondisi udara di ibu kota.
Kategori sedang mengindikasikan bahwa kualitas udara dapat berdampak pada tumbuhan sensitif, namun tidak memberikan efek negatif secara langsung pada kesehatan manusia atau hewan.
Seiring dengan perbaikan ini, Jakarta beranjak dari reputasinya sebagai salah satu kota dengan kualitas udara terburuk, mengalahkan beberapa kota besar di dunia yang masih menghadapi tantangan serius terkait polusi udara.
Adanya upaya untuk meningkatkan kualitas udara di Jakarta menjadi suatu prioritas, dan langkah-langkah konkret telah diambil untuk mengendalikan pencemaran udara.
Sebagai respons terhadap perhatian terhadap kualitas udara, Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, telah menerbitkan kebijakan melalui Keputusan Gubernur Nomor 593 Tahun 2023 tentang Satuan Tugas Pengendalian Pencemaran Udara.
Satgas ini bertugas menyusun SOP penanganan pencemaran udara, mengendalikan polusi udara dari berbagai sumber, dan melaksanakan pencegahan serta penanggulangan keadaan darurat.
Dengan langkah-langkah konkret seperti uji emisi kendaraan bermotor, peremajaan angkutan umum, dan pengembangan transportasi ramah lingkungan, Jakarta berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi warganya. Peringkat kualitas udara yang membaik menjadi bukti nyata bahwa langkah-langkah ini mulai memberikan dampak positif. ***
