MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Senin lalu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyoroti pencapaian diplomasi ekonomi Indonesia dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) 2024.
Menurutnya, dalam hampir sepuluh tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Indonesia berhasil menjalin 27 perjanjian perdagangan dan ekonomi, termasuk PTA, FTA, CEPA, dan RCEP.
“Selama hampir sepuluh tahun terakhir, diplomasi ekonomi menjadi prioritas utama. Tujuannya jelas yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi, memajukan kesejahteraan rakyat, dan meningkatkan kemandirian bangsa,” kata Retno.
Dalam konteks kerja sama ekonomi, Indonesia menjalin perjanjian dengan negara-negara seperti Korea Selatan, Australia, Mozambik, Uni Emirat Arab, dan Chile.
Retno menyatakan bahwa fokus diplomasi ekonomi Indonesia adalah mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat kemandirian bangsa.
Diplomasi ekonomi Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan, mulai dari perang dagang AS-China, pandemi COVID-19, hingga perang Rusia-Ukraina.
Rivalitas geopolitik, proteksionisme, dan kebijakan me-first juga menambah kompleksitas diplomasi ekonomi.
Meskipun demikian, Indonesia terus bekerja untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi rakyat.