MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Raden Ibnu Hajar Shaleh Pranolo, atau yang lebih dikenal sebagai Mbah Benu, menjadi sosok yang menarik perhatian baru-baru ini.
Sebagai Imam Jemaah Aolia Gunungkidul, tindakannya memimpin jemaahnya untuk melakukan Salat Idul Fitri lebih awal pada Jumat, 5 April 2024, menjadi buah bibir.
Keputusan tersebut berbeda jauh dengan penetapan Pemerintah yang kemungkinan baru akan menetapkan tanggal 10 atau 11 April 2024 untuk perayaan Idul Fitri.
Belum banyak yang tahu tentang Mbah Benu, namun dia bukanlah sosok baru dalam ranah keagamaan.
Sebuah tesis berjudul "Dekonstruksi Mitos Kanjeng Ratu Kidul dalam Pendidikan Akidah Perspektif KH Raden Ibnu Hajar Shaleh Pranolo 1942-Sekarang" yang ditulis oleh Mohamad Ulyan pada 2017, mengungkap beberapa fakta menarik tentangnya.
Menurut tesis tersebut, Mbah Benu lahir di Pekalongan pada Sabtu Pon 28 Desember 1942, dan besar di Solotiang, Maron, Purworejo.
Meskipun sempat drop out dari Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta pada semester akhir, Mbah Benu tetap menunjukkan kecintaannya pada ilmu pengetahuan dan spiritualitas.
Keputusannya untuk menetap di daerah Gunungkidul, tepatnya di Giriharjo, Kecamatan Panggang, pada 27 Juli 1972, juga menarik perhatian.