BRIN Jadi Fasilitas Riset dan Inovasi Produk Halal Berbasis Maritim Nasional di NTB

- 16 Maret 2023, 16:55 WIB
Wapres, Ma'ruf Amin
Wapres, Ma'ruf Amin /Farah (mandalika.pikiran-rakyat.com)/

Secara strategis fasilitas ini berada di provinsi Nusa Tenggara Barat, yang terus dikembangkan menjadi salah satu pusat wisata halal di Indonesia. Hal ini diharapkan akan membantu Indonesia dalam menggerakan ekosistem industri halal serta meningkatkan daya saing produk halal di pasar global. 

Handoko berharap, dengan dukungan berbagai mitra seperti KNEKS, BPJPH, BPOM, pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan swasta, fasilitas laboratorium analisa, laboratorium mikro dan makroalga, pilot plant untuk produk halal berbasis maritim, dan training center akan dapat terus dikembangkan dan dimanfaatkan lebih luas di Kawasan Sains Kurnaen Sumadiharga, sehingga semakin relevan sebagai Fasilitas nasional Riset dan Inovasi Produk Halal berbasis Maritim.

Deputi Kebijakan Pembangunan, Mego Pinandito mengatakan, berbagai kegiatan riset dan inovasi dalam mengungkap potensi sumberdaya hayati maritim telah dilaksanakan, antara lain riset biodiversitas dan budidaya biota laut potensial seperti teripang, rumput laut, ikan, krustasea, dan kekerangan. "Riset bioprospeksi dan bioteknologi selain mengungkap pemanfaatan SDH maritim, termasuk mikroorganisme, juga merupakan riset mendukung kemandirian industri melalui riset produksi bahan baku dan bahan bantu industri berkelanjutan, tanpa membahayakan sumberdaya dan ekosistem laut," ujar Mego. 

Menurutnya, inovasi teknologi pengembangan produk hasil laut untuk produk olahan pangan dan non-pangan, termasuk ingredien atau bahan aktif yang diperlukan oleh berbagai industri, menjadi sangat penting dalam mendukung kemandirian Indonesia. 

Melalui mekanisme lisensi, transfer teknologi, maka hasil riset (invensi) menjadi inovasi, telah dimanfaatkan oleh berbagai stakeholder.

"Dalam tahun terakhir Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat, yang berada di Kawasan Sains Kurnaen Sumadiharga telah berhasil melisensikan dua teknologi hasil riset kepada industri," sambungnya.

Pertama, teknologi budidaya teripang menggunakan hapa semi kerucut untuk pemeliharaan juvenil teripang pasir (Holothuria scabra) telah dilisensi oleh 2 perusahaan yaitu CV. Tabgha Ocean Fishery, dan Yayasan Parakletos. Dengan adanya teknologi ini mampu mengurangi biaya operasional karena  penanganannya hanya dibutuhkan satu orang. 

Kedua, formula pupuk hayati berbasis cairan rumput laut Eucheuma cottonii, yang dilisensi ke PT. Bestagar Pureindo International. Teknologi ini memanfaatkan limbah pabrik pengolahan, dengan bantuan mikroba menjadi pupuk hayati.  

"Mengubah limbah yang menjadi beban lingkungan, menjadi produk pupuk dengan spesifikasi khusus mengandung hormon tanaman dari rumput laut, seperti giberelin, auxin, zeatin. Hormon ini memperbaiki pertumbuhan tanaman, di samping berfungsi sebagai biofungisida dengan adanya mikroba," tuturnya.

Selain dua teknologi di atas, lanjut Mego, berbagai produk berbasis sumberdaya maritim telah dihasilkan seperti bahan aktif penting untuk produk kosmetika dari teripang dan rumput laut, serta produk biodegradable berbasis rumput laut (kantong plastik, piring, gelas, edible coating dll). Selain itu terdapat produk pangan tortilla menggunakan bahan baku rumput laut, keripik kulit ikan, abon Ikan lembaran, agar strip dari rumput laut, egg roll dari rumput laut, minuman jahelaria dari ekstak jahe dan rumput laut, produk olahan teripang kering dan teripang siap konsumsi, produk nori berbasis rumput laut Ulva sp. 

Halaman:

Editor: Hayyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x