Analisis Mi6: Situasi Pilkada NTB 2024 Kurang Memikat Publik, Begini Alasannya

MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Antisipasi menuju Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) NTB pada 27 November 2024 menggema dengan sorotan kurang memuaskan dari Lembaga Kajian Sosial-Politik Mi6 di Kota Mataram.

Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto, mengungkapkan bahwa suasana jelang Pilkada NTB kurang menarik untuk pencerahan maupun harapan sosial politik karena minimnya terobosan isu-isu yang berpihak pada kepentingan rakyat.

Bambang menyoroti bahwa isu-isu yang diusung oleh bakal calon gubernur lebih cenderung mengumbar kekuatan dan kelebihan pribadi mereka tanpa menghadirkan gagasan yang mengena dan bermakna bagi kehidupan rakyat NTB. Lebih mirip dengan gimik klise yang tak berdampak nyata pada kebutuhan masyarakat.

"Publik merasakan hanya sebatas 'test the water' yang monoton, tanpa adanya pemikiran yang mendalam dan gagasan yang segar dari para calon pemimpin di luar petahana," ungkapnya di Mataram, Minggu.

Selain itu, dengan munculnya asumsi kuat mengenai fenomena "Zul-Rohmi Jilid II", yakni potensi kembalinya pasangan Zul-Rohmi yang kuat dalam hati masyarakat NTB, dinilai oleh Bambang sebagai penentu arah perhelatan Pilkada NTB 2024.

Dengan popularitas dan elektabilitas yang begitu kokoh, munculnya Zul-Rohmi kembali akan menjadi pukulan telak bagi kontestan lainnya.

Namun, Bambang menekankan bahwa di tengah ketidakpastian politik, masih ada ruang untuk kejutan dan perubahan dinamika.

Potensi munculnya pasangan calon yang mampu memanfaatkan celah kelemahan lawan secara optimal masih tetap terbuka.

Bambang juga merujuk pada Pilkada NTB 2018 yang melahirkan kejutan dengan kemenangan Zul-Rohmi, yang kala itu dianggap sebagai calon underdog.