Kisah Motivasi Thomas Alva Edison, Penemu Lampu Pijar yang Dianggap Bodoh Saat Kecil

- 29 Juli 2022, 09:32 WIB
Thomas Alva Edison, penemu lampu pijar.
Thomas Alva Edison, penemu lampu pijar. /Dok. Library of Congress/Levin C. Handy/

BERITA MANDALIKA - Thomas Alva Edison dikenal berkat kontribusi besarnya terhadap dunia. Salah satu penemuannya yang masih digunakan hingga saat ini adalah lampu pijar. Lampu pijar selalu digunakan sebagai penerang di kala gelap saat malam hari.

Cahaya yang bersinar dari lampu pijar dapat terjadi karena adanya daya arus listrik yang melalui filamen hingga kemudian memanas. Namun di balik penemuannya yang fenomenal itu, terselip kisah Thomas Alva Edison yang memotivasi.
Thomas Alva Edison lahir pada 11 Februari 1847 di Milan, Ohio, America Serikat. Dia merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara. Dia lahir dari pasangan Samuel Ogden Edison dan Nancy Matthews. Pada 1854, orang tuanya pindah ke Port Huron, Michigan sehingga Thomas tumbuh besar di sana.
Saat masih kecil, Thomas hanya bersekolah selama tiga bulan. Pasalnya, dia kerap tertinggal sehingga dianggap bodoh oleh gurunya. Kendati demikian, sang ibu Nancy Mathews yang juga seorang guru meyakini bahwa buah hatinya bukanlah anak bodoh dan terbelakang.
Sejak saat itu, Nancy mulai mengajari Thomas dengan sepenuh hati di rumahnya. Usaha Nancy membuahkan hasil. Saat usianya baru menginjak 11 tahun, Thomas sudah mahir mempelajari ilmu pengetahuan secara otodidiak.
Kendati tak mengenyam pendidikan formal, Thomas kecil selalu menunjukkan sifat keingintahuan yang mendalam. Selain itu, dia juga selalu ingin mencoba hal-hal baru.
Memasuki tahun 1854, keluarga Thombas harus kembali pindah ke Port Huron Michigan. Pasalnya, sang ayah baru saja kehilangan pekerjaan.
Pada usia yang sangat muda, dia membangun laboratorium kimia sederhana di ruang bawah tanah rumah. Selain itu, dia juga bekerja sebagai penjual koran di jalur kereta Port Huron menuju Detroit. Kala itu, Thomas meminta izin kepada pihak perusahaan kereta api Grand Trunk Railway untuk membuat laboratorium kecil di salah satu gerbong.
Dengan demikian, Thomas bisa memanfaatkan waktu senggangnya selama berjualan koran. Suatu hari, Thomas yang sedang bekerja seperti biasa dihadapkan pada peristiwa tidak terduga. Thomas kala itu berhasil membantu dan menyelamatkan seorang anak yang terjebak di rel kereta.
Anak itu bernama Jimmie Mackenzie. Sebagai ungkapan rasa terima kasih, ayaha Jimmie mengajari Thomas cara menjadi operator.
Kemudian pada 1868, Thomas mendapat kesempatan untuk bekerja sebagai operator telegraf di Boston. Dia memanfaatkan waktu luangnya untuk melakukan percobaan-percobaan di bidang teknik dan listrik.
Setelah sekian lama bekerja menjadi operator telegraf, Thomas menyadari bahwa sumber cahaya ternyata sangat penting bagi kehidupan manusia.
Oleh karena itu, dia pun melakukan percobaan membuat lampur pijar selama dua tahun. Seluruh tenaga, waktu dan uang sebesar 40.000 dolar telah ia keluarkan untuk pembuatannya. Lampu pijar tak serta merta ditemukannya dengan mudah. Thomas menggunakan setidaknya enam ribu bahan dalam percobaan tersebut.
Namun usaha keras Thomas akhirnya terbayarkan. Dia menjadi orang pertama yang menemukan lampu pijar listrik pertama pada 21 Oktober 1879. Lampu hasil temuannya itu mampu menyala selama 40 jam. Bahkan dianggap lebih efisien.
Dia pun kemudian berusaha menjual penemuannya ke sejumlah perusahaan. Setelah itu, dia kemudian membuat lampu listrik dengan seutas karbon maupun lempengan karbon.
Dia kemudian melakukan percobaan pada lampunya dalam ruang hampa udara berbahan kaca, yang kemudian bisa bertahan sampai 50 hari. Lampu hasil temuannya kala itu digunakan di Manhattan, New York pada 1882, dan dipasang di jalanan dan rumah-rumah yang membentang hingga satu kilometer.
Itulah kisah Thomas Alva Edison, penemu lampu pijar.***

 

Editor: Abdul Karim

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x