"Mungkin Mas menteri terlalu pintar, tapi kami DPR tidak bodo-bodo amat, karena kami merasakan kesedihan rakyat."
Hal yang harus dipikirkan oleh Nadiem, menurut Anita soal urusan perut para guru yang tidak bisa dinegosiasi ketika lapar dan tidak harus bangga dengan tepuk tangan dari PBB.
"Sementara kami sudah dikeluarkan dari sekolah, anak istri kami harus makan apa? Itu yang harus Mas menteri pikirkan, tidak harus bangga dengan tepuk tangan dari PBB,” katanya.
"Apa yang Mas Menteri bisa bangga mendapatkan tepuk tangan PBB di luar negeri, tetapi tidak dengan kami. Apa yang harus kami apresiasi sedangkan banyak para guru sedang menangis," katanya.
Anita mempertanyakan kepada Nadiem tentang inovasi yang bakal dilakukan untuk mengatasi masalah ini.