Raja Yordania Menegaskan Penolakan Terhadap Pemisahan Tepi Barat dan Gaza

29 November 2023, 13:29 WIB
Joe Biden bertemu Raja Abdullah II di Gedung Putih, Senin, 19 Juli 2021. /Reuters/Jonathan Ernst/


MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Pada Selasa (28/11), Raja Abdullah II Yordania menegaskan kembali penolakan negaranya terhadap upaya pemisahan Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Dalam pesan kepada pemimpin Komite Pelaksanaan Hak-Hak yang Tidak Dapat Dicabut dari Rakyat Palestina (CEIRPP), Raja Abdullah II memastikan bahwa baik Tepi Barat maupun Jalur Gaza dianggap sebagai bagian dari negara Palestina.

"Nilai-nilai dari semua agama dan nilai-nilai kemanusiaan kita menolak pembunuhan warga sipil," tambahnya, sesuai dengan Pengadilan Kerajaan Yordania.

 

Raja menyatakan, "Serangan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza melanggar hukum humaniter internasional dan akan memicu kekerasan dan kehancuran lebih lanjut di wilayah itu dan dunia."

Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina, yang dirayakan hari ini, "muncul dalam situasi luar biasa yang menyerukan seluruh dunia untuk bertindak menghentikan perang dan memaksa Israel untuk mencabut blokade di Jalur Gaza," lanjut Raja.

Raja juga menegaskan penolakan Yordania terhadap "pemulihan pendudukan sebagian wilayah Gaza atau pembangunan zona penyangga di dalamnya, serta pemisahan Tepi Barat dari Gaza."

 

Rakyat Palestina dan pendukung mereka di seluruh dunia akan merayakan Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina pada Rabu.

Hari ini menandai resolusi Majelis Umum PBB pada 1947 yang meminta pemisahan Palestina menjadi negara bagian Arab dan Yahudi.

Israel meluncurkan serangan militer besar-besaran di Jalur Gaza setelah serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober.

 

Sejak itu, sekitar 15.000 warga Palestina tewas, termasuk 6.150 anak-anak dan 4.000 wanita, menurut otoritas kesehatan di wilayah tersebut. Jumlah korban resmi di Israel mencapai 1.200 orang. ***

Editor: Hayyan

Sumber: Anadolu

Tags

Terkini

Terpopuler