250 Orang di Tokyo Dilarikan ke Rumah Sakit Akibat Gelombang Panas, Jepang Beri Peringatan

- 4 Juli 2022, 12:23 WIB
 /pexels.com/pixabay/
/pexels.com/pixabay/ /

BERITA MANDALIKA - Tokyo, ibu kota Jepang tengah mendapat gelombang panas tertinggi yang membuat semua orang diminta lebih bijaksana menghemat listrik untuk penggunaan sehari-hari.

Akhir pekan lalu, gelombang panas di Tokyo mencapai rekor tertinggi 40,2 derajat celcius, sehingga pemerintah Jepang kembali mengingatkan seluruh warga untuk mulai mematikan lampu. Akibat gelombang panas tertinggi itu, 250 orang di Tokyo tercatat dilarikan ke rumah sakit karena sengatan panas selama akhir pekan lalu.

Baca Juga : Proses Seleksi Pengadaan PPPK Guru 2022, Simak Kiteria

Selain itu, seorang pria berusia 94 tahun diduga meninggal karena terkena sengatan panas, yang didasarkan pada temuan jasad di ruangan tanpa AC di kota Kawagoe.
Bahkan, Badan Meteorologi telah mengeluarkan peringatan gelombang panas yang menyerang enam dari 47 prefektur di Jepang. Namun begitu, orang-orang yang tinggal dalam rumah diminta untuk menghemat listrik mulai pukul 3-6 sore hari waktu setempat.
Ini disampaikan oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) dalam rilis pers resmi baru-baru ini.

Baca Juga : 10 Ucapan Selamat Idul Adha Terbaru, Cocok Dibagikan ke Kerabat dan Sahabat

"Tolong hemat daya semaksimal mungkin, seperti dengan mematikan lampu yang tidak digunakan," kata METI dalam keterangan resmi, dikutip beritamandalika.com dari Sky News.

"Kami dilanda panas yang tidak biasa untuk musim ini. Tolong bekerja sama dan hemat daya sebanyak mungkin," demikian pernyataan tambahan dari direktur kebijakan pasokan listrik METI Jepang.

Dengan gelombang panas itu, Jepang harus begitu tegas mengeluarkan perintah kepada 37 juta penduduk Tokyo, yang telah dianggap kota terpadat di dunia. Biasanya, Jepang akan mulai mengurangi musim panas dengan datangnya hujan, tetapi sampai menjelang Juli, negara itu justru menghadapi gelombang panas yang meningkat drastis.

Bagi METI Jepang, musim panas yang memunculkan suhu lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya, dimungkinkan terjadi karena efek pemanasan global. Sementara itu, Jepang saat ini sedang menghadapi pengurangan pasokan energi seiring dengan penutupan pembangkit listrik batu bara.

Kemudian berlanjut dengan dampak pemberian sanksi kepada Rusia, juga akan memberi pukulan untuk Jepang yang kekurangan bahan bakar fosil.*

Editor: Abdul Karim

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x