11 Jurnalis Tewas Selama Agresi Israel di Gaza

- 17 Oktober 2023, 13:54 WIB
Sejumlah warga Gaza melarikan diri dari rumah mereka menuju bagian selatan Jalur Gaza setelah Israel memerintahkan untuk pindah ke bagian selatan dalam waktu 24 jam, di tengah konflik Israel-Palestina di Kota Gaza pada 13 Oktober 2023.
Sejumlah warga Gaza melarikan diri dari rumah mereka menuju bagian selatan Jalur Gaza setelah Israel memerintahkan untuk pindah ke bagian selatan dalam waktu 24 jam, di tengah konflik Israel-Palestina di Kota Gaza pada 13 Oktober 2023. /Reuters/Ahmed Zakot/

MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Di tengah ketegangan dan konflik yang berlarut-larut di Jalur Gaza, peran jurnalis menjadi semakin penting, meski juga diwarnai risiko yang tak terhindarkan.

Pada Senin (16/10) Sindikat Jurnalis Palestina (PJS) melaporkan bahwa sebelas jurnalis telah gugur akibat tembakan tentara Israel, dan lebih dari dua puluh lainnya terluka sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober.

PJS merilis pernyataan yang merinci para jurnalis yang gugur dalam tugas mereka, yang meliputi nama-nama seperti Ahmad Shehab (Voice of Prisoners Radio), Mohammad al-Salhi (Fourth Estate Agency), Mohammad Fayez Abu Matar, Hisham Nawajha (Khabar Agency), dan Mohammad Abu Rizq (Khabar Agency).

Namun, tragisnya, daftar itu juga mencakup nama-nama lain seperti Ibrahim Lafi (Ain Media), Saeed Taweel (Fifth News Agency), Mohammad Jarghouth (Smart Media Agency), Asaad Shamlikh, Salam Mema, dan Hossam Mubarak.

Sementara itu, dua jurnalis masih dilaporkan hilang, yakni Nidal al-Wahidi (al-Najah TV) dan Haitham Abdel Wahed (Ain Media). Agresi Israel juga telah berdampak pada rumah-rumah jurnalis, dengan sekitar 20 rumah terkena bombardemen, beberapa di antaranya hancur total.

PJS juga mencatat kerusakan serius pada sekitar 50 kantor pusat dan kantor cabang media besar, termasuk kantor Al Jazeera, Palestine TV, AFP, Al-Aqsa, Ma’an News Agency, Sawa Agency, Shihab Agency, surat kabar al-Quds, Radio Baladna, Zaman Radio, Watanya Agency, Khabar Agency, surat kabar al-Ayyam, Event Media Services Company, Fadl Shanaa Foundation, Holy Quran Radio, Shams News Agency, dan kantor APA.

Kerusakan tersebut tidak hanya berdampak pada infrastruktur media, tetapi juga pada akses informasi, karena gangguan listrik dan internet yang masih berlangsung di Jalur Gaza telah membatasi kemampuan jurnalis untuk melanjutkan peliputan agresi Israel.

PJS juga mencatat pelanggaran terhadap jurnalis di Tepi Barat dan Yerusalem. Banyak jurnalis yang dipukul, ditangkap, dan dilarang meliput.

Penembakan terhadap para jurnalis telah terjadi, seperti yang dialami Yazan Hamayel dan Wahhaj Bani Mufleh di Kota Beita, selatan Nablus. Selain itu, empat jurnalis ditangkap setelah rumah mereka diserbu pasukan Israel, termasuk Abdel Nasser Lahham, Sabri Jabr, Moath Amarneh, dan Mustafa al-Khawaja.

Halaman:

Editor: Hayyan

Sumber: WAFA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah