Netanyahu: Pengakuan Palestina oleh Tiga Negara Eropa Adalah 'Hadiah Bagi Terorisme

- 23 Mei 2024, 11:39 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu /Neni Nuraeni/

MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, secara tegas mengkritik pengumuman tiga negara Eropa yang akan mengakui negara Palestina. Dalam pidatonya yang disampaikan melalui X pada Rabu (22/5), Netanyahu menyebut langkah ini sebagai "hadiah bagi terorisme," merujuk pada serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.

"Niat beberapa negara Eropa untuk mengakui negara Palestina adalah hadiah bagi terorisme dan tidak akan membawa perdamaian," kata Netanyahu.

Ia menegaskan bahwa negara Palestina yang dimaksud akan menjadi "negara teroris" dan menekankan bahwa pemerintahannya tidak akan menyetujui kebijakan tersebut.

Netanyahu juga menekankan bahwa pengakuan terhadap negara Palestina tidak akan menghentikan upaya Israel untuk mengalahkan Hamas.

Sejak akhir 2022, Israel dipimpin oleh pemerintahan sayap kanan di bawah Netanyahu, yang keras menentang pembahasan pembentukan negara Palestina.

Pengakuan resmi Palestina sebagai negara oleh Norwegia, Irlandia, dan Spanyol akan mulai berlaku pada 28 Mei 2024. Palestina sebelumnya telah diakui oleh delapan negara Eropa lainnya, yakni Bulgaria, Polandia, Republik Ceko, Romania, Slovakia, Hongaria, Swedia, dan pemerintahan Siprus Yunani.

Pengakuan ini datang ketika Israel melanjutkan serangan brutalnya di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera di wilayah kantong Palestina tersebut.

Lebih dari 35.700 warga Palestina telah tewas dan hampir 80.000 lainnya terluka sejak serangan balasan Israel terhadap Hamas.

Lebih dari tujuh bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade akses makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Halaman:

Editor: Hayyan

Sumber: Anadolu


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah