Roundup: JNE Klaim Bansos yang Dikubur Rusak, Pernyataan Bulog Berbanding Terbalik

- 5 Agustus 2022, 05:47 WIB
Hotman Paris selaku kuasa hukum JNE saat memaparkan kronologi penguburan beras bantuan presiden di Depok, Jawa Barat.
Hotman Paris selaku kuasa hukum JNE saat memaparkan kronologi penguburan beras bantuan presiden di Depok, Jawa Barat. /Pikiran-Rakyat.com/Amir Faisol/

BERITA MANDALIKA - Warga Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukajaya, Kota Depok dibuat geger penemuan ratusan paket Bantuan Sosial (Bansos) yang ditemukan terkubur di sebuah tanah lapang.

Paket bansos tersebut diperkirakan memiliki berat kurang lebih satu ton dan berisi bahan pangan seperti beras.
Rudi Samin, mengklaim tanah lapang tempat dikuburnya ratusan paket bansos itu adalah miliknya. Ia menyebut pertama kali mengetahui terdapat informasi ini pada akhir Juli silam, lalu kemudian dilakukan penggalian hingga Minggu 31 Juli.
Dari situ didapati satu kontainer berisi ratusan paket bansos dari pemerintah yang diduga untuk bantuan masyarakat terdampak Covid-19.
Guna menyelidiki tuntas kasut tersebut kepolisian memanggil sejumlah pihak.
Kepolisian memanggil perusahaan jasa ekspedisi JNE, yang merupakan pihak pengirim bansos. Kemudian Bulog, hingga Kemensos.
JNE melalui VP of Marketing Eri Palgunadi sebelumnya menyatakan tidak ada pelanggaran atas peristiwa itu. Bansos tersebut dikubur karena kondisinya sudah tidak layak konsumsi karena rusak.
"Terkait dengan pemberitaan temuan beras bantuan sosial di Depok, tidak ada pelanggaran yang dilakukan, karena sudah melalui proses standar operasional penanganan barang yang rusak," katanya.
Sementara itu, pihak Bulog menyatakan bahwa bansos beras yang ditemukan terkubur itu dikirim dalam kondisi baik oleh Bulog. Hal itu diungkapkan Sekretaris Perum Bulog, Awaludin Iqbal.
Beras-beras tersebut, kata dia, dikeluarkan dari gudang sesuai dengan prosedur standar yang harus dilakukan.
Lebih lanjut, ia mengatakan pihak Bulog bekerja sama dengan pihak eksternal yang mana dalam hal ini JNE, sebagai pihak yang mengirim bansos ke para penerima manfaat.
Hal itu, kata Iqbal, untuk mempercepat penyaluran bansos tersebut.
Ia mengatakan setelah beras tersebut keluar dari gudang, pihak Bulog menyerahkan tanggung jawab penyaluran beras kepada pihak transporter.
“Semuanya tercatat jelas. Setiap pengeluaran beras dari gudang ada dokumen serah terima barang yang menyebutkan beras diterima dalam kondisi baik,” ujarnya.
Meski begitu, Iqbal tidak menampik kemungkinan dalam proses pengangkutan mengalami berbagai macam kendala.
“Memang dalam proses pengangkutan terbuka kemungkinan terjadi gangguan-gangguan cuaca seperti hujan, kemasan pecah dan lainnya,” katanya.
Menurut Iqbal, tidak ada masyarakat yang dirugikan atas temuan paket bansos di Kota Depok. Menurutnya, berdasarkan hasil evaluasi dan monitoring saat itu menunjukkan hal yang baik.
"Dalam program tersebut tidak ada warga yang dirugikan, mengingat hasil evaluasi dan monitoring yang dilakukan Bulog, termasuk peran pengantarnya pada saat itu berjalan baik sebagaimana mestinya,” katanya.***

 

Editor: Abdul Karim

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x