Analisis Pengamat Tentang Debat Capres, Ada Kelebihan dan Kekurangan Setiap Argumen

- 13 Desember 2023, 19:48 WIB
Foto sesi debat Capres 2024 di KPU RI, Jakarta, Selasa, 12 Desember 2023.
Foto sesi debat Capres 2024 di KPU RI, Jakarta, Selasa, 12 Desember 2023. /Screenshot/YouTube KPU RI/

MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Sebuah analisis dari pengamat dan peneliti Universitas Jember, Dr. Ikwan Setiawan, menyoroti dinamika debat capres Indonesia, mencatat perbedaan dalam penyampaian argumen antara Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.

Menurut Ikwan, Anies Baswedan, dengan narasi perubahan yang diusungnya, dinilai lebih leluasa dalam menyampaikan keinginan ideal untuk perubahan di berbagai bidang pemerintahan. Latar belakang akademis dan pengalamannya dalam menangani masalah kompleks di Jakarta memberikan keleluasaan dan ketenangan padanya.

Namun, "kecanggihan retorik" Anies kadang membuatnya terlalu melebar, mengurangi fokus terutama dalam menanggapi isu penting seperti IKN yang diajukan oleh Ganjar.

Prabowo Subianto, sementara itu, terlihat kaku dan kurang dinamis dalam debat. Gagasan-gagasannya dianggap terlalu umum dan kurang didukung pengalaman operasional, membuatnya tampak patriotik namun kurang operasional.

Ganjar Pranowo, dengan narasi perbaikan yang diusungnya, dianggap memiliki keleluasaan yang lebih baik daripada Prabowo untuk menegaskan gagasan-gagasan terkait perbaikan di berbagai sektor. Pengalaman panjangnya sebagai legislatif dan eksekutif memberikan keuntungan dalam memaparkan konsep-konsep perbaikan.

Meskipun Ganjar mempermasalahkan isu Mahkamah Konstitusi (MK) dan pelanggaran HAM berat, Ikwan mengkritik bahwa Ganjar masih kurang berani mengkritik dan mengeksplorasi kelemahan Jokowi, presiden yang didukung oleh partainya.

Analisis Ikwan menyoroti bahwa upaya menyerang kandidat lain dalam debat masih kurang efektif, tetapi serangan terhadap Prabowo oleh Anies terkait etika elit dan oleh Ganjar tentang pelanggaran HAM berat menonjol. "Tampak sekali bagaimana Prabowo masih menggunakan kerangka normatif demokrasi untuk menjawabnya," katanya di Jember, Rabu.

Paparan dan tanggapan Anies dan Ganjar dianggap menarik, meskipun mereka sempat berdebat tentang penanganan kasus hukum dan IKN. Ikwan melihat potensi sinergi kuat jika kekuatan keduanya bersatu dalam dua putaran Pilpres, yang dapat menjadi kekuatan untuk perubahan di Indonesia. ***

Editor: Hayyan

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x