PBNU: Momentum Ramadhan Jadi Waktu Introspeksi dan Meredam Konflik Politik

- 14 Maret 2024, 07:15 WIB
Arsip foto - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur).
Arsip foto - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur). /ANTARA/HO-Dokumen Pribadi/

MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ahmad Fahrur Rozi, menyerukan kepada seluruh elit politik untuk berdamai dan melakukan introspeksi diri di bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah setelah perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Fahrur Rozi, atau Gus Fahrur, menekankan bahwa bulan Ramadhan adalah saat yang tepat bagi semua pihak, baik yang menang maupun kalah dalam Pemilu, untuk merefleksikan diri.

Dengan melakukan introspeksi ini, diharapkan egoisme dapat dikesampingkan, dan kolaborasi untuk membangun Indonesia menjadi prioritas bersama.

"Saya berharap Ramadhan dapat menurunkan suhu tensi politik di negeri kita ini, karena mayoritas Muslim berpuasa. Puasa adalah puncak pendidikan kesabaran dan pengendalian diri menuju bertakwa," ujar Gus Fahrur.

Lebih lanjut, Fahrur Rozi menegaskan bahwa sikap rukun dan harmonis menjadi kunci, terutama ketika pimpinan negara yang baru dilantik.

Dengan kepemimpinan baru, diharapkan konflik antar-partai politik dan pendukung pasangan calon dapat disingkirkan demi persatuan bangsa.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti.

Menurutnya, bulan Ramadhan harus dimanfaatkan sebagai momentum untuk meredam konflik dan memperbaiki hubungan antarkelompok politik pasca-Pemilu 2024.

"Dalam hadits disebutkan bahwa agar puasa seseorang sempurna dan diterima oleh Allah hendaknya dia menghindari perkataan yang memecah belah, menggunjing, dan kotor," kata Mu'ti.

Halaman:

Editor: Hayyan

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x