Said Aqil Siradj: Politik Identitas Berbasis Agama Haram dalam Al-Quran

- 17 Maret 2024, 07:30 WIB
Mantan Ketum PBNU, Said Aqil Siradj.
Mantan Ketum PBNU, Said Aqil Siradj. /Pikiran Rakyat/Oktaviani/


MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj, menegaskan bahwa menggunakan agama sebagai alat dalam praktik politik identitas adalah hal yang diharamkan dalam Al-Quran.

"Dengan sangat tegas, agama sebagai alat politik sangat berbahaya. Ini sama sekali tidak benar, bahkan diharamkan dalam Al-Quran," ujar Said dalam acara talk show Semangat Pluralisme untuk Merawat Bhinneka Tunggal Ika di Clubhouse Jakarta Garden City, Sabtu.

Menurut Said, politik identitas hanya akan merusak kebersamaan bangsa dan memicu konflik di masyarakat. Praktik semacam itu juga dapat membahayakan kelompok minoritas, yang seringkali menjadi sasaran intimidasi dari mayoritas.

Dia mencontohkan fenomena Gerakan 212 sebagai hasil dari praktik politik identitas. Said secara tegas menolak Gerakan 212 karena tidak sesuai dengan prinsip Islam.

"Saya dengan jelas menolak Gerakan 212. Mereka mengklaim sebagai kebangkitan Islam? Itu bukan kebangkitan Islam, karena kebangkitan Islam adalah ketika berjuang di jalan, bukan tidur di Monas," tegasnya.

Said Aqil juga menyampaikan keprihatinannya terhadap praktik politik identitas dalam Pemilihan Umum 2024. Meskipun masih ada, dia berharap praktik semacam itu akan segera hilang. "Masih ada, masih ada politik identitas. Semoga suatu hari nanti akan lenyap," pungkasnya.***

Editor: Hayyan

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x