NTB Punya Beragam Pakaian Adat yang Khas, Berikut Daftarnya

- 29 November 2022, 12:23 WIB
Presiden Jokowi saat menggunakan pakaian adat khas Sasak di Sidang Tahunan berssma MPR RI. DPRI dan DPR RI dalam HUT RI tahun 2019 lalu/
Presiden Jokowi saat menggunakan pakaian adat khas Sasak di Sidang Tahunan berssma MPR RI. DPRI dan DPR RI dalam HUT RI tahun 2019 lalu/ /Tangkap layar instagram @jaerrywong2015

BERITA MANDALIKA – Berbicara tentang Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), hal pertama yang terbesit adalah keindahan pantainya, serta Sirkuit Mandalika yang sedang menjadi sorotan dunia.

Tak hanya memiliki keindahan alam, NTB juga memiliki beragam budaya, kesenian, dan pakaian adat yang khas di tiap daerahnya.

Pakaian adat NTB pun beragam, dan memiliki arti masing-masing.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah beragam pakaian adat yang ada di NTB :

1. Pakaian Adat Lambung

Pakaian adat Lambung menjadi pakaian adat perempuan suku Sasak di NTB. 

Lambung biasa digunakan ketika menyambut kedatangan tamu adat, maupun acara kebudayaan lainnya.

Pakaian ada ini memiliki bentuk lengan yang pendek dengan kerah berbentuk huruf V. Memiliki warna hitam yang dipadukan dengan selendang berbahan kain tenun, dan bagian bawah hanya menggunakan kain sarung dengan berbagai motif.

2. Pakaian Adat Pegon

Pakaian adat Pegon menjadi pakaian adat laki-laki suku Sasak di NTB.

Pakaian adat ini pernah dipakai oleh Presiden Jokowi dalam sidang tahunan MPR tahun 2019.

Pakaian adat Pegon merupakan penggabungan budaya Jawa dan Eropa, yang dianggap sebagai lambang kesopanan dan keagungan.

Pegon biasanya dipadukan dengan songket yang mengikat bagian pinggang, serta diselpkan sebuah keris.

Selain itu dilengkapi juga dengan hiasan kepala berupa Sapuq, yang menjadi lambang kejantanan.

3. Pakaian Adat Rimpu

Pakaian adat Rimpu menjadi pakaian adat khas suku Mbojo yang mendiami daerah Bima.

Pakaian adat ini memiliki dua jenis yaitu Rimpu Mpida yang digunakan oleh perempuan yang masih lajang, dan Rimpu Colo yang digunakan oleh yang sudah menikah.

4. Pakaian Adat Katente Tembe

Pakaian adat Katente Tembe merupakan istilah untuk pakaian adat laki-laki suku Mbojo, Bima.

Pakaian adat ini menggunakan dua buah kain sarung, yang satunya digunakan seperti sarung hingga menutup lutut, dan yang satu lagi sebagai selendang.

Pakaian Adat Katente Tembe melambangkan ketaatan dalam beribadah dan juga melambangkan kerja keras.

Pakaian adat ini juga dikenakan oleh kaum pria dari masyarakat Dompu.

5. Pakaian Adat Poro

Pakaian adat Poro menjadi pakaian adat yang dikenakan oleh perempuan Bima.

Pakaian adat ini memiliki pembagian warna sesuai dengan siapa yang mengenakannya. 

Pakaian dengan warna gelap seperti hitam, biru tua, coklat, dan ungu, biasanya dikenakan oleh para ibu.

Untuk yang berwarna merah digunakan oleh para gadis, sedangkan yang berwarna kuning dan hijau digunakan oleh keluarga bangsawan.

6. Pakaian Adat Suku Sumbawa

Pakaian adat suku Sumbawa tak terlepas dari penggunaan songket khasnya yaitu Kre Alang.

Pakaian adat yang dikenakan oleh para perempuan berupa baju pendek, dengan bawahan berupa sarung songket motif kotak, sedangkan untuk kaum lelaki berupa jas lengan panjang yang disebut Lamung, dengan bagian bawah mengenakan celana panjang yang disebut Saluar Belo.

7. Pakaian Adat Suku Donggo

Pakaian adat suku Donggo terbuat dari benang katun berwarna hitam. Untuk kaum wanita yang telah dewasa disebut dengan Kababu yaitu baju pendek sederhana, sedangkan untuk bawahan mengenakan Deko atau celana panjang, dan juga kain sarung berwarna hitam.

Suku Donggo adalah suku yang mendiami daerah pegunungan di Bima, dengan pakaian khas yang didominasi warna hitam.

Itulah beragam pakaian adat yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Kita dapat melihat pakaian adat tersebut dikenakan pada acara-acara kebudayaan didaerahnya masing-masing.***

 

Editor: Hayyan

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x