6 Kecamatan di Kota Bogor Rawan Longsor, Berikut Rinciannya

- 15 Juli 2022, 08:39 WIB
Ilustrasi longsor perbukitan.
Ilustrasi longsor perbukitan. /Instgaram.com/@bpbdsumedang/Instgaram/@bpbdsumedang

"Alat ini kita pasang di tebing daerah rawan longsor. Sehingga, saat terjadi pergerakan tanah, pergeseran tanah, atau potensi longsor, alat ini akan berbunyi, mengingatkan warga di lokasi rawan agar siap dan ada jeda menyelamatkan jiwa dan harta benda," ujar Theofilo.

Sebelum digunakan untuk mitigasi bencana alam, BPBD terlebih dulu melakukan sosialisasi.

Dalam sosialisasi itu, BPBD juga memberikan pembekalan evakuasi dan tanggap darurat saat alarm tanda bahaya berbunyi.

Cara kerja alat ini pun cukup sederhana, hanya mengandalkan mekanik dari mesin yang sudah dirakit yang dihubungkan dengan tali yang dipasang di bibir jurang dan tuas pengendali alarm.

Otomatis, jika mekanik itu bergerak karena pergeseran tanah, sistem peringatan dini bencana longsor akan bekerja membunyikan sirene atau alarm tanda bahaya.

"Kalau terjadi, mereka tahu harus berbuat apa. Ketika alat berbunyi, kalau posisi lagi tidur harus bersiap evakuasi. Jalur mana yang bisa dilalui, jalur mana yang dihindari, sehingga kita menghindari korban jiwa tadi," ujarnya.

Dari data BPBD pada 2021, dari 700 kejadian bencana alam, sekitar 200 kejadian berupa tanah longsor.

Untuk itu, kata Theo, pihaknya juga sudah mengajukan dan mempresentasikan sistem peringatan dini ini kepada tim anggaran pemerintah daerah untuk bisa direalisasi pada tahun anggaran 2023.

Dilihat dari kontur tanahnya, kawasan Sempur memiliki kontur tebingan tanah hingga tebingan daerah aliran sungai.

Lurah Sempur Dicky Pratama mengatakan, dari data mitigasi rawan bencana di Sempur, setiap musim hujan yang dikhawatirkan adalah bencana alam. Sebab, wilayah permukiman di Sempur sangat beragam dari sisi kontur tanahnya.***

Halaman:

Editor: Hayyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah