Jokowi Sebut Tidak Ada Resesi Seks di Indonesia. Resesi Seks Terjadi di Negara Mana Saja?

- 30 Januari 2023, 15:17 WIB
Ilustrasi pasangan di Korea Selatan yang kini menurun tingkat produktivitasnya karena malas berhubungan intim dan memiliki anak yang sebabkan resesi seks di negeri gingseng tersebut
Ilustrasi pasangan di Korea Selatan yang kini menurun tingkat produktivitasnya karena malas berhubungan intim dan memiliki anak yang sebabkan resesi seks di negeri gingseng tersebut /Youtube

BERITA MANDALIKA – Resesi memiliki makna pemerosotan atau penurunan. Artinya jika ada istilah resesi maka ada fenomena turunnya angka atau presentase sesuai dengan konteksnya. Sama seperti halnya dengan resesi seks. Yang merujuk pada seberapa banyak suatu wilayah tertentu mengalami penurunan rasio seks dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. 

Kenyataannya adalah dalam Rapat Kerja Nasional (rakernas) Strategi Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana Serta Program Percepatan Penurunan Stunting di Jakarta pada hari Rabu silam. Presiden kita, Jokowi dengan ringan hati menyampaikan sebuah pidato yang juga diunggah pada laman media sosial Instagramnya. 

Kabar atau pidato yang disampaikan oleh Jokowi ini adalah mengenai peningkatan presentasi akan jumlah wanita yang melahirkan berkembang sebanyak 2,1% dengan jumlah yang menikah berkisar 2 juta dan yang hamil 4,8 juta. Perolehan angka peningkatan presentasi wanita melahirkan ini disambut dengan tenang oleh Jokowi dan disambut ramah oleh seluruh peserta rakernas. 

“Dan saya senang angka tadi yang disebutkan sebelumnya oleh Dr,Hasto. Pertumbuhan kita tadi di angka 2,1 dan yang menikah 2 juta yang hamil 4,8 juta, artinya di Indonesia tidak ada resesi seks. Masih tumbuh 2,1. Ini, ini, ini bagus. Dan ingat, bahwa yang namanya jumlah penduduk itu sekarang jadi sebuah kekuatan ekonomi. Tetapi memang yang paling penting kualitas,” kata Jokowi dilansir dari instagram resminya. 

Mengingat jika di Indonesia sendiri tidak ada resesi seks, namun pada beberapa negara di Asia sendiri juga memiliki angka resesi seks yang menurun. Beberapa diantaranya adalah Singapura, Korea Selatan, Jepang dan China. 

Penyebab mengapa ada resesi seks yang terjadi di berbagai negara di Asia memiliki penyebab yang tidak hanya dipengaruhi oleh lockdown atau pandemic yang menimpa seluruh negara di belahan dunia. 

Yang berakibat pembatalan acara pernikahan, sehingga menghambat pertumbuhan wanita hamil dan melahirkan. Di mana ini terjadi di Singapura yang mengalami penurunan rasio resesi seks sebanyak 12,3% pada 2020 silam. Dan menempati urutan pertama dari resesi seks 2023 ini.

Negara ginseng, Korea Selatan juga mengalami resesi seks yang ternyata disebabkan oleh fenomena isu feminism. Di sana ada Gerakan wanita yang melarang untuk nikah di mana berpengaruh pada penurunan gaya hidup pasutri juga menurunnya dana pansiun di Korsel yang dirapal akan ditiadakan lebih awal pada tahun 2055.

Fenomena resesi seks atau penurunan keinginan pasutri untuk melakukan hubungan intim ini dipengaruhi oleh berbagai hal. Ada pengaruh dari faktor ekonomi, faktor seks yang membahayakan tubuh hingga adanya prinsip bahwa sedikit anak ringan beban hidup. 

Halaman:

Editor: Hayyan

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x