Sering ‘Mager’ Akibat Gunakan Ponsel yang Tak Terkontrol Justru Sebabkan Obesitas!

- 16 Juli 2023, 06:18 WIB
Ilustrasi . Terlalu sering 'mager' justru menyebabkan obesitas.
Ilustrasi . Terlalu sering 'mager' justru menyebabkan obesitas. /Pexels @Anna Tarazevich/

MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Salah satu faktor yang paling memengaruhi seseorang menjadi obesitas adalah kurangnya aktivitas fisik atau terlalu sering ’mager’.

Data Riskesdas 2018 menunjukkan angka nasional obesitas itu sekitar 21,8%.

Angka ini berdasarkan pengukuran indeks massa tubuh. Riskesdas juga menunjukkan bahwa proporsi yang kurang aktivitas fisik itu cukup tinggi.

Baca Juga: DPD Projo NTB Dukung Pasangan Prabowo-Mahfud Maju di Pilpes 2024

“Berbicara tentang obesitas itu berbicara bahwa apa yang masuk ke dalam tubuh dengan apa yang keluar,” kata Ketua Tim Kerja Penyakit Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik dr Esti Widiastuti, MScPH.

Menurut dia, jika apa yang masuk lebih banyak akhirnya menumpuk dan penumpukan kalori yang masuk itu akan menjadi lemak sehingga jadilah overweight dan obesitas.

Dampaknya, lanjut dr Esti, seperti dikutip dari laman resmi Kemenkes, sebagian besar orang mengira bahwa obesitas menjadi faktor risiko untuk terjadinya penyakit-penyakit tidak menular lainnya.

Baca Juga: Sentral Kuliner Ampenan Bakal Direnovasi, Anggaran Capai Rp400 Juta

Penyebabnya adalah banyak faktor seperti aktivitas fisik kurang sementara asupan kalori cukup tinggi.

Hal ini dipengaruhi salah satunya oleh penggunaan ponsel pintar yang tidak terkontrol yang menyebabkan penggunanya malas bergerak.

Kementerian Kesehatan memiliki strategi pencegahan melalui promosi kesehatan dan pengelolaan obesitas melalui pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular (PTM).

Promosi kesehatan dilakukan di fasilitas kesehatan primer atau Puskesmas dengan deteksi dini pengukuran berat badan dan lingkar perut.

Baca Juga: Kebun Kopi Senaru Lombok Utara, Spot Ngopi Paling Instagramamble Banget di Hari Minggu

Selain itu, mengimbau masyarakat memperbaiki gaya hidup seperti tidak merokok, perbanyak aktivitas fisik, dan perbanyak makan protein, buah, dan sayur.

Sementara pengendalian faktor risiko PTM dilakukan dengan penatalaksanaan kasus obesitas, terapi obesitas seperti diet sehat, latihan fisik, modifikasi perilaku, pendekatan medis, dan rujukan.***

Editor: Dani Prawira

Sumber: Kemenkes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah