Kampung Rawan Banjir di Garut Harus Kosong, Bupati Garut: Udah Gak Mungkin Tinggal, Kami Ganti Rumah Lain

- 20 Juli 2022, 12:38 WIB
Pemerintah Kabupaten Garut telah menetapkan masa tanggap darurat bencana banjir selama dua minggu mendatang.
Pemerintah Kabupaten Garut telah menetapkan masa tanggap darurat bencana banjir selama dua minggu mendatang. / ANTARA FOTO/Novrian Arbi

BERITA MANDALIKA - Bupati Garut Jawa Barat Rudy Gunawan ingin kampung rawan bencana banjir bandang di wilayah kerjanya segera dikosongkan penduduk.

Dia menyebutkan, penduduk daerah sekitar bantaran sungai misalnya, mereka harus segera pergi meninggalkan rumah karena resiko tinggal di sana sudah terlampau tinggi.
Dia mengungkapkan hal itu usai ditemui ketika meninjau daerah terdampak banjir, di Kampung Cimacan, Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Senin, 18 Juli 2022.
“Ini harus dikosongkan. Makanya dalam kejadian ini ada hikmahnya. Kami akan melakukan (penanganan) secara humanis,” katanya, sebagaimana d
Daerah bantaran sungai Cimanuk, terutama di kampung Cimacan, kata dia merupakan kawasan rawan terjadi banjir bandang dari hasil luapan sungai.
Menurutnya, jika sekitar bantaran sungai tidak segera dikosongkan dari penduduk, maka bukan hanya harta benda melainkan nyawa mereka juga ikut terancam.
Bupati Rudy juga terus mengingatkan potensi banjir di Kampung Cimacan yang akan selalu berulang karena di sana merupakan daerah merah.
Sebelumnya, dia sempat mengatakan bahwa pemukiman warga sekitar bantaran sungai Cimanuk sudah direlokasi ke rumah tapak sejak peristiwa banjir bandang tahun 2016 lalu.

Namun, masyarakat terpantau ngeyel dan kembali menempati Kampung Cimacan lantaran lebih dekat dengan tempat usaha mereka.
“Mereka mengeluh karena di sana (di rumah yang kami siapkan) terlalu jauh. Kami akan melakukan yang terbaik karena di sini tidak memungkinkan lagi untuk tinggal,” ujarnya.
Dia melanjutkan, pemerintah daerah mengupayakan tindakan komprehensif supaya zona rawan banjir betul-betul kosong dari penduduk.
Bupati memastikan, seluruh hak warga akan dipenuhi dengan mempertimbangkan banyak hal demi kemudahan berkegiatan sehari-hari sebagai jaminan meninggalkan rumah lama mereka.
Rudy lantas menjelaskan, zona tersebut berbahaya karena letaknya yang lebih rendah daripada aliran Sungai Cimanuk.
Hal itu menyebabkan air sungai yang meluap secara otomatis akan menggenangi pemukiman warga.
“Di sini tidak memungkinkan karena ini 10 meter lebih rendah dari sana di Maktal, akhirnya airnya pasti ke sini,” katanya.
Tidak hanya persoalan di kampung semacam ini, menurut Bupati Rudy, daerah lain turut jadi perhatian pemerintah dalam mengupayakan tindakan preventif terhadap ancaman banjir.
Saat ini pemerintah daerah sedang mengupayakan pendataan rumah warga yang terdampak banjir dan besarnya kerugian materiil, demi alokasi bantuan yang tepat sasaran.
Bupati kemudian menegaskan bahwa dalam bencana ini sudah terkonfirmasi secara valid terkait nihilnya korban jiwa.***

 

Editor: Abdul Karim

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x