Pemuda dari Blitar Bernama Soekarni: Sosok Penting di Balik Kemerdekaan Indonesia

- 4 Agustus 2022, 05:35 WIB
Agama, Profil dan Biodata Pesulap Merah Lengkap Nama Asli, Instagram, Sosok Pesulap Merah vs Gus Samsudin Jadab Blitar.*
Agama, Profil dan Biodata Pesulap Merah Lengkap Nama Asli, Instagram, Sosok Pesulap Merah vs Gus Samsudin Jadab Blitar.* /Instagram.com/@marchelradhival1/

BERITA MANDALIKA – Peran Soekarni dalam masa perjuangan revolusi kemerdekaan Republik Indonesia sangat penting.Bahkan bisa dikatakan, Soekarni adalah juru bicara pemuda Indonesia di masanya.

Soekarni lahir di Blitar pada tahun 1916, dan meninggal dunia di Jakarta pada 7 Mei 1971.
Pemuda bernama lengkap Soekarni Kartodiwirjo ini masih berusia 29 tahun saat Indonesia merebut kemerdekaannya.
Bahkan jauh sebelum Soekarni terlibat dalam detik-detik kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Pada usia 14 tahun Soekarni sudah ambil bagian untuk merebut kemerdekaan Indonesia dari Belanda, saat Soekarni masuk ke dalam Perhimpunan Indonesia sekitar tahun 1930.
Soekarni berada dekat dan terlibat langsung dalam perdebatan yang frontal dan jujur dengan dwitunggal Soekarno–Hatta menjelang 17 Agustus 1945.
Soekarni yang memang sedari dari muda sudah memiliki bakat militan dan revolusioner, mempunyai prinsip Indonesia harus merdeka secepatnya dan berdiri di kaki sendiri.
Hal itulah yang kemudian mendasari beberapa pemuda revolusioner dari kelompok
Menteng 31, seperti Wikana, Chairul Saleh, dan Soekarni untuk menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok, turut serta Fatmawati dan Guntur, putra Soekarno.
Dilansir beritamandalika.com dari laman Kemdikbud, kejadian tersebut terjadi pada 16 Agustus 1945, sehari sebelum proklamasi.
Peristiwa legendaris itu dilakukan Soekarni dan kawan-kawan, bukan tanpa sebab dan alasan.
Mereka ingin mendesak Soekarno–Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia secepatnya, setelah mendengar Jepang menyerah kepada sekutu dan kalah dalam perang pasifik.
Namun, Dwitunggal Soekarno dan Hatta, tetap bergeming dan menolak keputusan para pemuda tersebut untuk memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 16 Agustus.
Soekarno ingin melakukan musyawarah terlebih dulu dengan PPKI (Panita Persiapan Kemerdekaan Indonesia) untuk menyatakan kemerdekaan.
Golongan pemuda tidak terima hal itu, karena merasa PPKI adalah buatan Jepang.
Soekarni pemuda revolusioner itu, dengan semangat nasionalisme tetap pada pendirian teguh, proklamasi kemerdekaan harus segera dilayangkan
Akhirnya setelah mencapai kesepakatan dan rembuk dengan golongan tua yang diwakili Ahmad Soebardjo.
Golongan muda akhirnya setuju untuk membawa Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, sehari setelah peristiwa Rengasdengklok.
Perdebatan kembali mengemuka saat teks proklamasi selesai ditulis Soekarno dan Hatta turut juga membantu menyusun teks proklamasi, menyoal yang membubuhi tandantangan di bawah teks yang legendaris itu.
Soekarno mengusulkan agar semua yang hadir di rumah Laksamana Maeda Tadashi turut menandatangani. Lagi-lagi usulan itu ditolak oleh Soekarni.
Adalah Soekarni yang memberikan usulan kepada Soekarno dan Hatta, agar teks proklamasi ditandatangani oleh mereka berdua.
Dengan tambahan Atas Nama Bangsa Indonesia, juga atas usulan Soekarni.***

 

Editor: Abdul Karim

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x