Bocorkan Kejahatan Korea Utara, Pyongyang Sebut AS Licik Buka NATO Cabang Asia

- 13 Juli 2022, 04:58 WIB
Kendaraan militer Korea Utara mengusung rudal selama parade di Lapangan Kim Il Sung di Pyongyang, Korea Utara.
Kendaraan militer Korea Utara mengusung rudal selama parade di Lapangan Kim Il Sung di Pyongyang, Korea Utara. /UPI/How Hwee Young/EPA/File Photo

BERITA MANDALIKA - Korea Utara mengaku geram lantaran Amerika Serikat (AS) memanipulasi publik dunia dan memframing negara mereka sebagai penjahat.

Negara yang dipimpin Kim Jong Un itu baru saja melontarkan kritik terhadap kesepakatan baru Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, dan Jepang. Pyongyang bersikap defensif atas kesepakatan itu, sebab dinilai dapat memperkuat kerja sama militer sebagai sarana untuk memperkuat posisi AS sebagai negara adidaya.
Korea Utara tak terima dengan rencana ekspansi aliansi militer NATO yang dipimpin AS di wilayah mereka. Sejak saat itu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Korea Utara mengatakan timbul banyak pertanyaan yang diajukan oleh KCNA.
"Realitas jelas menunjukkan bahwa tujuan sebenarnya dari AS menyebarkan desas-desus tentang ancaman dari Korea Utara," ucap si juru bicara itu, dikutip beritamandalika.com dari Reuters, Minggu, 3 Juli 2022.
"(Tujuan AS) adalah untuk memberikan alibi pada target asli mereka yaitu supremasi militer di kawasan Asia-Pasifik," katanya lagi. Korea Utara menyayangkan ketiga negara yang terlibat perjanjian itu, sebab menilai ada urusan yang lebih besar urgensinya.
"Situasi yang ada lebih mendesak untuk membangun pertahanan negara dan secara aktif mengatasi kerusakan lingkungan keamanan yang cepat," ucap juru bicara anonim tersebut.
Para pemimpin Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang diketahui bertemu di sela-sela KTT NATO pekan lalu. Mereka kemudian bersepakat untuk mengeksplorasi lebih lanjut perkuatan dalam pencegahan yang diperluas terhadap Korea Utara.
Narasi upaya pembentukan aliansi militer mirip NATO di kawasan Asia dengan tujuan untuk menggulingkan pemerintahan Korea Utara oleh AS telah dituduhkan sejak 28 Juni lalu.
Tuduhan tersebut dilontarkan oleh pemerintah Korut setelah adanya kesepakatan yang baru tercapai antara Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Di sisi lain, Amerika Serikat telah sepakat untuk mengerahkan lebih banyak persenjataan jika dianggap perlu untuk menangkal ancaman Korea Utara.
Tuduhan Korea Utara rupanya dimulai ketika tercipta latihan militer terbaru yang digelar pasukan militer Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang.
Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan, AS mengambil langkah penuh untuk membentuk NATO bergaya Asia sembari menggelar latihan militer gabungan dengan Jepang dan Korea Selatan.
Dengan melibatkan sebuah kapal induknya, Amerika Serikat juga diketahui telah menggelar latihan gabungan dengan pasukan Korea Selatan untuk pertama kalinya dalam 4 tahun terakhir. ***

Editor: Abdul Karim

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah