Waspada Rabies yang Bisa Menular Melalui Air Liur dan Jilatan Pada Kulit yang Luka!

7 Juli 2023, 07:33 WIB
Ilustrasi. Rabies bisa ditularkan melalui air liur dan jilatan jika terkena kulit yang luka. / pixabay

MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit menular akut, menyerang susunan saraf pusat yang disebabkan oleh Lyssavirus.

Virus rabies bisa menular melalui air liur, gigitan atau cakaran dan jilatan pada kulit yang luka oleh hewan yang terinfeksi rabies.

Hewan yang berisiko tinggi tinggi untuk menularkan rabies umumnya adalah hewan liar atau hewan peliharaan yang tidak mendapatkan vaksin rabies.

Baca Juga: Apakah Boleh Ibu Jadi Kepala Keluarga, Simak Penjelasannya

Setiap tahunnya rabies bisa menyebabkan sekitar 59.000 kematian di seluruh dunia.

Seperti dilansir dari laman indonesia baik, rabies tengah menjadi sorotan di Indonesia.

Belum lama ini ada video kasus yang cukup viral, seorang anak di Buleleng kesakitan akibat rabies dan akhirnya meninggal.

Ditambah, tahun ini sudah ada 2 kabupaten yang menyatakan kejadian luar biasa (KLB) rabies yaitu Kabupaten Sikka, NTT dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Rabies, seperti dilansir dari laman Kemenkes, merupakan salah satu penyakit zoonosis yaitu penyakit yang menular dari hewan ke manusia.

Infeksi ini ditularkan oleh hewan yang terinfeksi penyakit rabies.

Baca Juga: Inilah Waktu yang Tepat Untuk Mengurus Urus Akta Kelahiran Anak, Simak Syarat dan Alurnya

Hewan utama sebagai penyebab penyebaran rabies adalah anjing, kelelawar, kucing dan kera.

Di Indonesia, rabies masih menjadi salah satu masalah yang mengancam kesehatan masyarakat.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat biar lebih peduli dan tidak menganggap sepele gigitan dari hewan, terutama anjing.

Karena di banyak negara, termasuk Indonesia, 90% lebih paparan kasus rabies pada manusia paling banyak ituu ditularkan oleh hewan anjing.

Bahkan 99% kematian manusia akibat rabies itu ditularkan oleh anjing.

Sebenarnya bukan cuma anjing, hewan lain seperti kelelawar, kucing dan kera juga berpotensi menularkan.

Gejala masa inkubasi virus rabies berkisar antara 4-12 minggu.

Setelah masa inkubasi orang yang tertular virus rabies akan mengalami gejala mirip flu, demam otot melemah, kesemutan atau merasa terbakar di area gigitan.

Baca Juga: MGPA Sebut Belum Ada Keputusan Bakal Hapus WSBK di Mandalika. Owh Gitu?

Gejala lainnya adalah sakit atau nyeri kepala, demam, mual dan muntah, merasa gelisah.

Bahkan penderita akan merasa bingung atau terancam tanpa ada penyebab, hiperaktif, halusinasi, insomnia atau gangguan tidur, kesulitan menelan ketika makan atau minum serta produksi air liur berlebih.

Meski bisa berakibat fatal, pasien tetap berpeluang sembuh asal segera diobati setelah terpapar virus rabies.

Beberapa cara penanganan luka gigitan hewan penularan rabies pada manusia.

Yaitu, cuci luka gigitan secepatnya dengan air mengalir dan sabun selama 15 menit lalu diberikan antiseptik.

Baca Juga: Perindo Usulkan TGB Jadi Cawapres Alternatif, Lalu Siapa Cawapres Utama Ganjar?

Segera dibawa ke rumah sakit untuk kembali dilakukan pencucian luka dan mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR). Penanganan luka sesegera mungkin efektif dapat mencegah timbulnya gejala dan kematian.

Tindakan-tindakan pencegahan terinfeksi virus rabies adalah dengan mengurangi faktor-faktor risiko dengan cara:

  1. Melakukan vaksinasi rabies pada hewan peliharaan.
  2. Mendapatkan vaksin rabies untuk diri sendiri.
  3. Menjaga kontak dari hewan yang berpotensi memiliki virus rabies.
  4. Menjaga hewan peliharaan agar tidak berinteraksi dengan hewan liar atau asing.
  5. Melaporkan ke petugas kesehatan apabila menemui seseorang atau hewan yang mempunyai gejala rabies.
  6. Cegah hewan-hewan lain yang berpotensi menyebarkan rabies masuk ke dalam rumah.***

 

Editor: Dani Prawira

Sumber: Kemenkes Indonesia Baik

Tags

Terkini

Terpopuler