Pesanan Jelang 17 Agustus Membludak, Perajin Bendera di Ciamis Kurang Modal

- 27 Juli 2022, 06:28 WIB
Ilustrasi bendera merah putih. Lirik Lagu 17 Agustus 1945 dan Penciptanya Lengkap dengan Judul Asli Lagu 17 Agustus 1945, Hari Merdeka.*
Ilustrasi bendera merah putih. Lirik Lagu 17 Agustus 1945 dan Penciptanya Lengkap dengan Judul Asli Lagu 17 Agustus 1945, Hari Merdeka.* /Pexels/Teguh Setiawan/

BERITA MANDALIKA - Menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, aktivitas perajin bendera di Kampung Bendera di wilayah Ranjirata, Desa Cimari, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis meningkat tajam.

Di tengah tingginya permintaan, perajin menghadapi keterbatasan modal.
Pantauan di Kampung Bendera Ranjirata pada Minggu, 24 Juli 2022, sejumlah penjahit tampak sibuk menyelesaikan pekerjaan. Sementara yang lain mengemas, sedangkan sebagian kecil masih menyelesaikan pernak pernik umbul-umbul.
Persiapan atau kesibukan membuat bendera sudah di tempat tersebut berlangsung sejak minggu kedua Bulan Juli. Mereka sudah mulai membeli bahan baku, seperti benang, kain dan beberapa aksesori lain. Sedangkan kegiatan lain, dilakukan oleh penjahit.
Pekerjaan menjahit bendera, tidak hanya dikerjakan oleh warga setempat. Akan tetapi beberapa perajin memilih penjahit di tempat lain seperti Tasikmalaya.
“Sekarang ini pesanan meningkat tajam. Hanya saja , terus terang kami kesulitan modal, jadi hanya semampunya saja,” kata Didi Rudianto, perajin bendera di RT 15 RW 5, Ranjirata, Cimari pada Minggu, 24 Juli 2022.
Dia memperkirakan, meningkatnya permintaan, erat hubungannya dengan keadaan Pandemi Covid-19 mulai landai. Dengan situasai yang mulai aman, perayaan menyambut HUT Kemerdekaan RI pada 17 Agustu 2022 semakin semarak dibanding tahun sebelumnya.
“Ya, sekarang kan keadaan mulai aman. Saya optimis kondisi seperti ini akan stabil, hingga perayaan bakal semakin meriah, tidak hanya di pusat tapi juga sampai pelosok. Beda dengan tahun sebelumnya perayaan terbatas,” tuturnya.
Didi mengaku tidak mampu memenuhi seluruh pesanan, karena keterbatasan modal. Saat ini hanya punya modal Rp 150 juta. Uang tersebut untuk membeli benang, kain dan sejumlah asesoris, di Pasar Cikurubuk, Tasikmalaya.
Menyusulk naiknya harga BBM, lanjutnya, bahan baku membuat bendera juga ikut naik. Benang yang sebelumnya Rp 18.000 per dosin, naik menjadi Rp 24.000. Kain yang sebelumnya Rp 1.050.000, naik menjadi Rp 1.500.000. Upah pekerja atau penjahit naik dari Rp 10.000 per kodi, menjadi Rp 15.000.
Dengan adanya kenaikan bahan baku, harga bendera juga naik. Bendera merah putih ukuran 180 centimeter (cm) X 120 cm, Rp 75.000, sebelumnya Rp 60.000. Ukuran 150 cm X 100 cm, Rp 70.000, sebelumnya Rp 55.000. Ukuran 135 cm X 90 cm Rp 65.000 sebelumnya Rp 45.000.
Sedangkan umbul-umbul panjang 3 meter Rp 25.000, sebelumnya Rp 20.000 dan ukuran 4 meter Rp 45.000 sebelumnya Rp 35.000. Backdrop 6 meter Rp 200.000 sebelumnya Rp 150.000. Saat ini dia tidak membuat umbul-umbul ukuran 5 meter , maupun backdrop 10 meter.
“Harga bahan baku naik, otomatis bendera harga naik. Paling banyak dicari bendera untuk rumah tangga ukuran 120 cm X 80 cm,” kata Didi.
Untuk pemasaran, dia mengerahkan 20 orang. Jumlah tersbeut lebih banyak ketimbang sebelumnya yang hanya 10 orang.
Tenaga pemasaran, sebagain besar tetangga dan pelanggan. Tujuan pemasaran wilayah Kabupaten Jepara, Demak, Blora, Cepu, Bojonegoro dan sekitarnya. Tidak menutup kemungkinan, bendera asal Ciamis juga dijual sampai di Pulau bali.
“Mudah-mudahan peringatan HUT Kemerdekaan tahun ini lebih meriah dan aman. Lebih banyak warga yang memasang bendera dan umbul-umbul baru,” katanya.***

 

Editor: Abdul Karim

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah