Network
MANDALIKA PIKIRAN RAKYAT - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 5.2 yang terjadi di selatan Bali dan Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan jenis gempa menengah, dan tidak berpotensi tsunami.
Kepala Stasiun Geofisika Mataram, Ardhianto Septiadhi, menjelaskan bahwa gempa tersebut disebabkan oleh aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng (intra-slab).
"Gempa bumi yang terjadi itu merupakan jenis gempa bumi menengah, akibat adanya aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng (intra-slab)," katanya dalam keterangan resminya diterima di Mataram, Rabu.
BMKG mencatat bahwa gempa terjadi pada pukul 06.09.55 WITA di wilayah Selatan Bali - Nusa Tenggara Barat dengan magnitudo 5.2. Episenternya berlokasi di laut, 108 kilometer arah Barat Daya Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, pada kedalaman 82 kilometer.
Analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa tersebut memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Dampak gempa dirasakan di berbagai daerah seperti Badung, Denpasar, Gianyar, Tabanan, Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok Timur, Kota Mataram, Lombok Utara, dan Sumbawa Barat dengan intensitas getaran yang bervariasi.
Meskipun demikian, hingga pukul 06.30 WITA, BMKG belum mendeteksi adanya aktivitas gempa susulan.
BMKG juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Masyarakat juga diminta untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa, serta memeriksa kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.***
